Mohon tunggu...
Muhammad Ainurrohman
Muhammad Ainurrohman Mohon Tunggu... Lainnya - Ahli Pratama PKIP

Kepalangmerahan | Kesehatan | Habbit | Kebencanaan | Islamic Habbit

Selanjutnya

Tutup

Love

Menyikapi Lebaran? "Kapan Nikah?"

14 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 16 Maret 2024   21:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun diluar ekspektasi saya, bahwa saat ini nilai-nilai tradisional dimana laki-laki harus meminta dan perempuan hanya bisa menunggu, perlahan menjadi tidak terlalu relevan. Tenyata pada survey kali ini bahwa sebanyak 67% atau 2 dari 3 laki-laki menyatakan dirinya mau atau berkenan jika ada seorang perempuan yang lebih dulu melamar mereka.

Pleasure ini tentunya dapat menjadi Langkah strategis bagi seorang perempuan untuk maju lebih dulu dalam menemukan jodoh mereka. Jika memang seorang laki-laki tersebut sesuai dengan preferensi seorang perempuan tersebut maka bisa jadi seorang perempuan tersebut maju lebih dulu dan "menyatakan cinta nya" untuk maju ke jenjang yang lebih serius. Jadi bukan waktunya lagi untuk memendam rasa dan hanya bisa "menunggu" seseorang laki-laki datang untuk melamar.

Dalam riwayat dunia Islam juga dalam beberapa sumber menyebutkan bahwa Khadijah (istri nabi) beliau yang melamar Nabi Muhammad SAW setelah mendengar Maisarah menuturkan kesaksiannya mengenai Muhammad SAW kepada majikannya itu. Khadijah sangat terkesan. Ia merasa, semua perilaku akhlak Muhammad SAW tidak hanya hebat sebagai seorang mitra dagang, tetapi bahkan sebagai pribadi manusia. Alhasil, Khadijah kian merasa tertarik kepada beliau.

Semoga juga pertanyaan saat lebaran seperti "kapan nikah?", "Kapan punya anak?" dan pertanyaan kapan-kapan yang lain menjadi sebuah angin lalu atau sekedar alarm sosial dan jangan telalu diambil hati, walaupun saya sendiri tidak membenarkan hal itu merupakan "hal baik" dan hal "lumrah", setidaknya kita menjadi pribadi yang baik untuk selalu menjaga perkataan dan perbuatan dan jangan sampai men-dzalimi orang lain melalui perkataan dan perbuatan kita. Menganggap sebagai alarm sosial karena pada dasarnya secara natural masyarakat mengetahui bahwa memang peluang untuk menikah di usia lebih tua akan lebih sulit atau mempunyai peluang yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang lebih muda. Sebenarnya pertanyaan "kapan nikah?" bersifat general tidak memandang gender tertentu terlebih perempuan, namun mungkin karena perempuan memiliki kecenderungan sesitifitas kepada emosional hal ini menjadikan pertanyaan ini sebagai pemicu rasa tidak nyaman atas ucapan tersebut. Saya sendiri juga pernah mendapatkan pertanyaan yang serupa ketika tahun pertama lulus dari universitas dan memiliki pekerjaan walaupun pekerjaannya masih tergolong receh, namun hal itu saya tangkap atau saya dapat mewakili kebanyakan laki-laki bahwa hal tersebut pertanyaan angin lalu dan dijawab dengan asal "bercanda" sebagai angin lalu juga.

Sedikit pandangan dan opini saya dari beberapa paragraph diatas semoga kita dapat menarik kesimpulan dengan baik dan benar atas fenomena sosial yang terjadi. Sebenarnya saya secara pribadi pun tidak pernah mempersoalkan bahwa laki-laki dan perempuan harus menikah pada usia berapa, tidak ada patokan pasti. Namun semoga data-data diatas dapat menjadi pedoman kita dan menjabarkan data-data yang ada dan terkumpul atasa fenomena yang terjadi dalam mempersiapkan rumah tangga dengan lebih baik dan harmonis guna menciptakan generasi cerdas dan bertaqwa kepada Alloh SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun