Masyarakat Desa Bajur dikenal dengan dominasi mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani. Hampir sebagian besar wilayah Desa Bajur di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan adalah lokasi pertanian. Selama ini, kebanyakan petani di Desa Bajur menggunakan pupuk kimia dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan pengolahan tanah yang mereka butuhkan.
Selain pupuk kimia, beberapa petani juga menggunakan pupuk organik berupa kotoran sapi mengingat sebagian besar petani yang ada di Desa Bajur memiliki hewan ternak berupa sapi. Akan tetapi para petani yang menggunakan pupuk organik tersebut masih terkendala pada proses pengolahannya.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Karang Taruna Desa Bajur yang ada di Dusun Bisolah yakni Ali Haidar, dimana para petani yang memilih menggunakan pupuk kimia terkendala biaya sedangkan para petani yang memilih menggunakan pupuk organik terkendala oleh ketidaktahuan mereka akan proses pengolahannya.
Ali Haidar juga menambahkan bahwasanya petani yang menggunakan pupuk dari kotoran sapi hanya diolah seadanya yang mengakibatkan hasil pengolahan tanah dan tanaman tidak maksimal dan se-efektif menggunakan pupuk kimia yang mahal.
“Selama ini warga setempat mengolah kotoran sapi dengan cara dibakar lalu ditabur di atas tanah sebelum bibit tanaman ditanam. pupuk organik yang biasa digunakan warga sekitar memang bagus untuk tanah dan tanaman, akan tetapi hasilnya kurang maksimal dan tidak efektif” (Senin, 3/7/2023).
Sebagian besar petani Desa Bajur kurang mengetahui terkait pengolahan pupuk organik yang dapat meningkatkan hasil tanaman yang dipanen secara maksimal. Maka dari itu salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang terbentuk dalam kelompok 55 ini adalah sosialisasi mengenai bagaimana pengolahan pupuk organik yang baik dan benar serta dapat meningkatkan kualitas baik tanah maupun tanaman.
Pupuk organik yang terbuat dari kotoran sapi memiliki banyak manfaat dikarenakan memiliki kandungan seperti Nitrogen 0,4-1%, Phospor 0,2-0,5%, Kalium 0,1-1,5%, dan beberapa unsur lain seperti Ca, Mg,Mn,Fe,Cu, dan Zn. Dimana senyawa-senyawa tersebut memiliki manfaat yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Sementara itu, penanggung jawab kegiatan dari sosialisasi pengolahan pupuk oleh Mahasiswa UTM di Desa Bajur, Nur Laili mengatakan adanya pupuk organik olahan ini memiliki banyak sekali manfaat baik bagi tanah maupun tumbuhan.
“Adapun manfaat dari pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi diantaranya yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, memperpesar daya ikat tanah, memberikan ketersediaan makanan bagi mikroorganisme, mengandung unsur hara yang lengkap dan masih banyak lagi” tutur Laili.
Pelaksanaan sosialisasi TTG (Teknologi Tepat Guna) berupa sosialisasi sekaligus praktek pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi oleh kelompok pengabdian masyarakat 55 Universitas Trunojoyo Madura di Desa Bajur dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 9 Juli 2023 pada pukul 3 sore bertempat di Dusun Klerker. Sosialisasi tersebut turut dihadiri oleh perwakilan kelompok tani di setiap dusun juga oleh koordinator pertanian Desa Bajur, Kamaruddin.