Mohon tunggu...
Aini Masruroh
Aini Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030130

. . .

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Fenomena Caution Fatigue, Kelelahan Akibat Harus Terus Berhati-hati

28 Maret 2021   11:56 Diperbarui: 28 Maret 2021   12:01 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tentang pandemi. Pandemi  Covid-19 memang membuat orang di seluruh dunia harus terus-menerus waspada. Semua orang diharuskan mematuhi tindakan-tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari virus Corona, seperti memakai masker, jaga jarak atau physical distancing, mencuci tangan, hingga menghindari kerumunan.

Di bulan-bulan pertama pandemi dimulai, semua orang bersemangat melakukan protokol kesehatan demi membantu mengurangi penyebaran virus ini. Namun, di sisi lain, kondisi yang sudah berlangsung berbulan-bulan ini bahkan sudah melewati bulan kedua belas dan belum juga terlihat tanda-tanda pandemi akan berakhir menimbulkan suatu kondisi baru yang disebut caution fatigue.

Apa itu caution fatigue?

Kelelahan akibat berhati-hati?

Yap, caution fatigue merupakan istilah yang menggambarkan rasa lelah akibat harus terus berhati-hati. Dalam hal ini, orang merasa lelah dan letih yang dalam karena harus terus berhati-hati, terus-menerus menjalankan aturan pencegahan virus Corona agar tidak tertular. Kondisi ini ditandai di mana orang malah melonggarkan kepatuhannya terhadap protokol kesehatan. Orang menjadi tidak peka terhadap peringatan dan mengalami kelelahan baik mental ataupun fisik karena mematuhi protokol kesehatan sehingga yang terjadi adalah meremehkan risiko terkena Covid-19 ini demi menjalin interaksi sosial, olahraga, ataupun aktivitas lainnya di luar.

Memang tidak bisa dipungkiri, melakukan protokol kesehatan yang dilakukan secara rutin terus-menerus dan terbatasnya kebiasaan-kebiasaan yang biasanya dilakukan bisa menimbulkan kelelahan. Hal ini wajar sebenarnya.

Di awal pandemi, orang sangat khawatir memikirkan apa itu Covid-19, seberapa buruk hal-hal yang akan terjadi, dan bagaimana cara terbaik untuk menangani masalah ini. Kemudian menerima informasi dari badan kesehatan setempat tentang cara menanganinya dengan berbagai tindakan pencegahan yang dilakukan.

Seiring berjalannya waktu selama pandemi, banyak orang kemudian mengalami kelelahan akibat kehati-hatian ini, merasa kurang termotivasi dan cenderung meremehkan adanya Covid-19 karena sudah terbiasa. Orang-orang semakin lelah menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, mengikuti tanda di tempat-tempat umum, dan mengenakan masker. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa semakin banyak orang menghadapi ketakutan, semakin sedikit kecemasan yang dimiliki. Karena mereka sudah takut akan virus ini di awal, setelah berbulan-bulan lamanya tidak ada tanda-tanda pandemi berakhir maka mereka menjadi terbiasa dan tidak cemas lagi. 

Padahal ketika pandemi pertama kali merebak, jumlahnya tidak terlalu mengejutkan seperti saat ini, namun kebanyakan orang sekarang merasa tidak terlalu cemas dibandingkan saat awal pandemi. Banyak orang menjadi bosan dan terbiasa dengan berita tentang pandemi. Menjadi tidak peka dan mulai lengah berkumpul dengan lebih banyak orang, mengabaikan untuk memakai masker, dan tidak memperhatikan hal-hal yang membuat tetap aman lainnya yang dianjurkan.

Alasan selanjutnya mengapa orang mungkin mengalami kelelahan akibat kehati-hatian ini adalah karena manusia merupakan makhuk sosial. Kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial tidak mengherankan jika orang merasa sangat sulit menjaga jarak fisik.

Lalu, bagaimana kita mengatasi caution fatigue ini sementara pandemi belum berakhir?

  • Pahami dulu, kemudian kasih pengertian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun