Para atlet aja ngaku mereka gugup sebelum tanding. Bedanya, mereka menafsirkan gugup sebagai tanda siap bertarung. Jantung berdebar? Itu tubuh lagi nge-pompa energi. Telapak tangan dingin? Itu tubuh lagi siaga.
Kuncinya: jangan melawan gugup, tapi kelola. Alihkan energi itu jadi bahan bakar. Begitu sudut pandangnya geser, gugup bukan lagi musuh, tapi teman.
Ritual Kecil Sebelum Tampil
Pernah lihat atlet yang selalu punya ritual sebelum tanding? Ada yang lompat-lompat kecil, ada yang tepuk dada, ada yang tarik napas panjang. Itu bukan sekadar gaya, tapi cara memberi sinyal ke otak: "Gue siap."
Kamu juga bisa bikin versi sederhana. Misalnya:
Berdiri tegak dua menit di toilet sebelum presentasi.
Tarik napas dalam tiga kali sebelum masuk ruang rapat.
Senyum lebar di cermin sebelum ketemu orang baru.
Ritual kecil itu ngirim pesan ke tubuh dan otak: kendali ada di tanganmu.
Jadi Otentik, Bukan Sok Hebat
Salah satu hal paling menarik dari Presence adalah penekanan pada otentisitas. Percaya diri palsu gampang runtuh.