Mohon tunggu...
Muhaimin Kasum
Muhaimin Kasum Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Saya hobi olahraga dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Percaya Diri : Ketrampilan yang kadang lupa di ajarkan di Sekolah

7 September 2025   20:47 Diperbarui: 7 September 2025   21:07 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Percaya Diri Berkomunikasi

Para atlet aja ngaku mereka gugup sebelum tanding. Bedanya, mereka menafsirkan gugup sebagai tanda siap bertarung. Jantung berdebar? Itu tubuh lagi nge-pompa energi. Telapak tangan dingin? Itu tubuh lagi siaga.

Kuncinya: jangan melawan gugup, tapi kelola. Alihkan energi itu jadi bahan bakar. Begitu sudut pandangnya geser, gugup bukan lagi musuh, tapi teman.

Ritual Kecil Sebelum Tampil

Pernah lihat atlet yang selalu punya ritual sebelum tanding? Ada yang lompat-lompat kecil, ada yang tepuk dada, ada yang tarik napas panjang. Itu bukan sekadar gaya, tapi cara memberi sinyal ke otak: "Gue siap."

Kamu juga bisa bikin versi sederhana. Misalnya:

Berdiri tegak dua menit di toilet sebelum presentasi.

Tarik napas dalam tiga kali sebelum masuk ruang rapat.

Senyum lebar di cermin sebelum ketemu orang baru.

Ritual kecil itu ngirim pesan ke tubuh dan otak: kendali ada di tanganmu.

Jadi Otentik, Bukan Sok Hebat

Salah satu hal paling menarik dari Presence adalah penekanan pada otentisitas. Percaya diri palsu gampang runtuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun