Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nepo Kids dan Larangan Medsos Memicu Revolusi Gen Z Nepal

12 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   17:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta demo Nepal berkumpul di depan gedung parlemen di Kathmandu, 9 September 2025.(AFP/PRABIN RANABHAT via Kompas.com)

Nepal dilanda kerusuhan besar pada September 2025. Bukan gejolak sehari lalu padam. Ini puncak frustrasi publik yang sudah lama mengendap.

Akar masalahnya terasa jelas: korupsi yang mengakar. Ditambah kegagalan demokrasi yang berulang. Sebuah isu simbolis kemudian jadi pemantik.

Semua bermula dari cerita Nepo Kids. Anak-anak pejabat tinggi itu rajin memamerkan hidup super mewah di media sosial.

Unggahannya mencolok. Deretan mobil mahal. Pakaian desainer. Liburan yang serba eksklusif. Kontrasnya menusuk.

Di satu sisi, Nepal bergulat dengan pengangguran muda sekitar 20 persen. Ribuan anak muda memilih migrasi ke luar negeri demi menyambung hidup.

Di sisi lain, flexing itu terasa seperti tamparan, dianggap lahir dari uang rakyat. Maka lahirlah protes yang tumbuh organik, mulai dari dunia maya.

Respon pemerintah di bawah PM KP Sharma Oli keras. Pada 4 September 2025, Nepal melarang 26 platform media sosial (Wikipedia, 2025).

Alasannya soal registrasi, tetapi publik membacanya sebagai upaya membungkam kritik. Larangan ini memicu demonstrasi yang membesar cepat.

Gelombang protes memuncak pada 8 September 2025. Puluhan ribu orang turun ke jalan, terutama di Kathmandu.

Situasi berubah menjadi bentrokan. Aparat menembakkan gas air mata, menggunakan meriam air dan peluru karet, bahkan peluru tajam.

Di titik ini, krisis menyeberang batas. Sedikitnya 19 sampai 21 demonstran tewas (Peoples Dispatch, 2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun