Masalah teknis di lapangan muncul kapan saja. Perubahan politik pun bisa menggeser prioritas pembangunan nasional (Kementerian Keuangan).
Jika semua itu terjadi, menganggap target sebagai kepastian terasa terlalu optimistis.
Kedua, beban anggaran negara. Membangun ibu kota baru butuh biaya amat besar. Sumber utama tentu kas negara.
Di saat bersamaan, Indonesia masih punya banyak kebutuhan mendesak. Pendidikan. Kesehatan. Juga program pengentasan kemiskinan. Semua memerlukan dana besar. Untuk benar-benar meningkatkan kualitas hidup rakyat.
Maka muncul pertanyaan yang sulit dihindari. Apakah IKN pantas menjadi prioritas utama saat ini? Perdebatan ini wajar dan memang mengemuka di ruang publik (Kementerian Keuangan).
Manfaat jangka panjang IKN perlu ditimbang masak dengan kebutuhan yang menekan sekarang.
Terakhir, urusan sumber daya manusia. Ini mungkin yang paling krusial. Ribuan ASN akan dipindahkan bertahap. Target awal sekitar 1.700 orang. Lalu meningkat hingga 4.100 orang (detikFinance).
Bukan sekadar memindahkan pegawai. Tapi seluruh kehidupan keluarga mereka ikut terbawa.
Anak butuh akses sekolah yang layak. Orang tua harus beradaptasi dengan lingkungan sosial yang benar-benar baru.
Membangun komunitas yang hidup, dinamis, dan produktif tidak terjadi dalam semalam. Tanpa manusia yang betah dan berdaya, gedung cuma jadi bangunan kosong. Semegah apa pun, rasanya hambar.
Keberhasilan IKN bergantung pada banyak hal yang saling terkait. Mulai dari kesiapan infrastruktur dan manusia. Sampai dukungan masyarakat Indonesia sendiri.