Akhirnya hobi tetap jadi hobi. Tidak berubah menjadi sumber penghasilan yang stabil.
Ada faktor lain yang jarang dibahas. Yakni kesempatan atau privilese.
Mungkin kreator yang berhasil punya waktu luang untuk mulai. Mungkin mereka sudah punya peralatan yang bagus sejak awal. Hal kecil seperti ini ikut menentukan start mereka.
Ada pula tekanan yang tidak terlihat. Besar rasanya.
Di balik layar, hidup kreator sering tidak semenyenangkan tampak luar. Mereka berhadapan dengan tuntutan algoritma yang tak pernah tidur (IDN Times).
Algoritma ada di YouTube. Ada juga di TikTok. Sistem ini menuntut kreator terus memproduksi konten.
Rutin, konsisten, tanpa jeda terlalu lama, agar tidak tenggelam. Berhenti sebentar saja, risiko dilupakan itu nyata. Relevansi bisa hilang begitu saja.
Hobi yang tadinya pelepas penat berubah menjadi beban. Kini terasa seperti pekerjaan yang menguras tenaga.
Banyak yang akhirnya mengalami creator burnout, yaitu kelelahan mental yang muncul karena tekanan produksi tanpa henti (Sribu.com, 2023).
Batas antara waktu kerja dan istirahat jadi kabur. Dampaknya serius.
Pendapatan mereka pun kerap tidak menentu. Bulan ini mungkin ramai donasi atau iklan. Bulan depan belum tentu sama. Bisa turun tajam karena banyak hal, termasuk perubahan tren atau kondisi ekonomi (CNBC Indonesia, 2023).