Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dugaan Konflik Elit dan Musuh dalam Selimut di Pemerintahan Prabowo

4 September 2025   18:17 Diperbarui: 4 September 2025   19:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto di di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (31/8/2025). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta via Kompas.com)

Gelombang kerusuhan dan kegaduhan politik belakangan ini bukan sekadar luapan emosi massa yang muncul tiba-tiba. 

Selamat Ginting (Analis Politik & Militer Universitas Nasional) menilai ini adalah puncak dari krisis multidimensi yang lama terpendam.

Akar persoalannya bertaut pada benturan kepentingan antara elit lokal dan global. Ditambah retaknya solidaritas di dalam institusi negara. 

Terutama Kepolisian Republik Indonesia. Serta gagalnya pemerintah merespons tekanan ekonomi yang dirasakan warga.

Dalam pandangannya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sedang dikepung musuh dalam selimut. Kelanggengan pemerintah sampai akhir masa jabatan pun menjadi taruhan.

Pertarungan Elit dan Massa yang Diatur

Ginting membedah siapa saja yang ada di balik layar. Intinya, ia melihat konflik ini sebagai pertarungan elit yang digelar secara tersembunyi. Mirip operasi intelijen.

Ia membedakan pengunjuk rasa yang murni. Dengan kelompok perusuh yang rapi terorganisir.

Fokusnya pada kelompok kedua. Data kepolisian, sebutnya, menunjukkan mayoritas perusuh yang ditangkap berusia 19 sampai 25 tahun. Banyak dari daerah penyangga ibu kota. Sebagian punya rekam kriminal.

Pola seperti ini mengarah pada dugaan bahwa mereka adalah massa bayaran atau setidaknya massa yang dimanajemen pihak tertentu.

Ada beberapa faksi yang kepentingannya bertemu di tengah kekacauan.

  • Pertama, elit pemerintahan dari rezim sebelumnya. Beserta pejabat yang posisinya terancam isu reshuffle.
  • Kedua, oligarki lama yang terusik kenyamanannya setelah satu dekade.
  • Ketiga, elit global seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia yang berebut pengaruh di Indonesia.
  • Terakhir, warga yang benar-benar frustrasi oleh tekanan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun