Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Memahami Hyperpop Sebagai Simbol Perlawanan Identitas

12 September 2025   01:00 Diperbarui: 3 September 2025   23:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat ini selaras dengan komunitas queer yang menolak pengotakan identitas. Peran platform digital juga jelas. Nama "hyperpop" membesar karena Spotify membuat daftar putar resmi pada Agustus 2019 (The New York Times, 2020).

Ini menunjukkan satu hal penting: gerakannya tidak sepenuhnya lahir dari bawah. Algoritma dan industri ikut mendorong.

Hyperpop adalah fenomena yang kompleks. Ia adalah musik perlawanan komunitas queer, dan peran itu nyata serta penting.

Di saat yang sama, ia lahir dari teknologi, internet, dan pasar musik. Kita perlu melihat semua lapisnya. Identitasnya akan terus bergerak, berubah seiring bertambahnya pendengar baru.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun