Jadi, keyakinan itu adalah sebuah mitos.
Lalu, bagaimana kita memandang kegagalan kini? Mungkin masalahnya bukan hanya pada zaman. Bisa jadi ada pada jenis usahanya.
Konsep kerja keras saja tidak cukup. Kini, muncul gagasan tandingan lebih relevan. Gagasan itu adalah konsep 'kerja cerdas'.
Dealls (2024) menjelaskan konsep penting ini. Kerja cerdas bukan bekerja lebih sedikit. Kerja cerdas adalah bekerja lebih strategis. Juga lebih efektif dan lebih efisien.
Pelajar gagal mungkin salah strategi belajar. Karyawan stagnan mungkin kurang pandai komunikasi.
Usaha mereka tidak serta-merta dikhianati. Mungkin usahanya hanya salah arah saja.
Kita juga perlu meninjau arti 'hasil'. Kita sering mengukur hasil dengan materi.
Contohnya seperti gaji dan jabatan tinggi. Atau nilai sempurna di atas kertas. Banyak pemikir modern sepakat soal ini. Seperti ulasan dalam IDN Times (2022).
Kesuksesan tidak melulu hanya soal materi. Hasil bisa datang dalam banyak bentuk. Bentuk itu seringkali tak ternilai harganya.
Usaha belajar tidak hanya memberi nilai. Ia memberi pemahaman yang lebih dalam. Juga memberi kita sebuah pola pikir kritis.
Usaha bekerja tidak hanya memberi promosi. Ia menempa kita dengan banyak pengalaman. Juga menempa ketahanan dan keahlian baru. Ini adalah 'hasil' yang sering terlupakan.