Sapi seringkali digambarkan sebagai perusak lingkungan. Hewan ini dituduh sebagai biang keladi. Ia penyebab banyak masalah yang serius. Masalahnya adalah pemanasan global. Juga penggundulan hutan secara masif.Â
Gambaran tentang sapi begitu buruk. Seolah-olah sapi monster rekayasa manusia. Rekayasa manusia yang telah gagal.Â
Nenek moyangnya adalah seekor auroch. Auroch dianggap simbol alam murni (Natural History Museum).Â
Hidupnya dianggap selaras dengan alam. Kematiannya menjadi penanda hilangnya keseimbangan. Keseimbangan ekologis di alam liar.
Namun, benarkah perbandingannya sesederhana itu? Apakah sapi benar-benar penjahat utamanya?
Mungkin kita selama ini salah sasaran. Menyalahkan sapi terasa kurang adil. Itu menyederhanakan sebuah masalah besar.Â
Sapi sebenarnya hanyalah seekor hewan. Ia melakukan apa yang hewan lakukan. Ia melakukan semuanya secara alami.Â
Ia makan, minum, dan juga tumbuh. Masalah sebenarnya tidak pada hewannya. Masalahnya ada pada sistem manusia.Â
Sistem itu diciptakan oleh manusia. Sistem itu bernama peternakan industri. Industri itu berskala sangat raksasa. Produksi diprioritaskan di atas segalanya.
Manusia mengumpulkan jutaan sapi. Mereka dikumpulkan di satu tempat. Mereka dikurung dalam ruang sempit. Mereka diberi pakan tak wajar. Ini untuk mempercepat pertumbuhan mereka.Â
Akibatnya, sistem ini berdampak buruk. Dampak ekologisnya luar biasa besar. Contohnya adalah di hutan Amazon. Sekitar 80% area hutan digunduli. Penyebabnya adalah peternakan sapi (WWF).Â