Di kancah teknologi global, kehadiran pemain baru menarik perhatian. Belakangan ini, aplikasi AI DeepSeek menjadi perbincangan hangat. Aplikasi ini diluncurkan Januari 2025.Â
DeepSeek meraih popularitas di AS. Bahkan menempati posisi teratas AppStore. Ini mengejutkan banyak pihak (Tempo.co, 2025; Kompas.com, 2025).
DeepSeek dikenal karena klaim efisiensi biaya. Kabar awal menyebutkan biaya pengembangan sekitar $6 juta (Tirto.id, 2025).Â
Angka ini jauh lebih rendah. Miliaran dolar dihabiskan perusahaan AI besar. Contohnya seperti OpenAI atau Google (Tom's Hardware, 2025).Â
Laporan SemiAnalysis memberi gambaran berbeda. Mereka menyebut DeepSeek habiskan $1,6 miliar. Dana itu untuk infrastruktur. Ada sekitar 50.000 unit GPU Nvidia (The Coin Republic, 2025; Tom's Hardware, 2025).Â
Angka $6 juta dilaporkan sebelumnya. Kemungkinan hanya mencakup biaya pra-pelatihan model (Windows Central, 2025).
Untuk menekan biaya, DeepSeek tidak selalu memakai chip paling canggih. Mereka memanfaatkan chip Nvidia A100 lebih tua. Chip ini dapat diakses di Tiongkok. Kemudian digabungkan komponen terjangkau (Wikipedia; CNBC, 2023).Â
Model DeepSeek dibangun dari basis open-source. Contohnya Llama dari Meta. Juga Qwen dari Alibaba. Ini membantu menekan biaya. Performa tidak dikorbankan (Alibaba Cloud; Sindo News, 2024).Â
DeepSeek mengklaim chatbotnya mampu bersaing. Terutama dengan model seperti ChatGPT. Khususnya untuk tugas pemrograman. Juga dalam matematika. Respons cepat dan terasa lebih "hidup" (Exploding Topics; Wikipedia).
Kayla Blomquist, peneliti Oxford Internet Institute. Dia melihat strategi ini penting. Ada perubahan dalam lanskap AI (BBC, 2025; LinkedIn).Â
DeepSeek menunjukkan pengembangan model hemat sumber daya. Ini berpotensi mengubah arah pengembangan AI. Dari teknologi mahal, beralih ke pendekatan efisien (Unite.AI, 2025).