Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Di Balik Sukses Youtube, Ada Google dan Tekanan Pasar

9 Agustus 2025   03:00 Diperbarui: 7 Agustus 2025   17:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo YouTube. (Mashable via Kompas.com)

Ide awal YouTube memang sederhana. Tujuannya mempermudah orang berbagi video (VdoCipher, 2024). 

Namun, apakah kesederhanaan adalah kunci utamanya? Sejarah menunjukkan kesuksesan besar YouTube. Itu merupakan hasil dari faktor kompleks. Bukan hanya tentang ide orisinal. 

Keberuntungan dan waktu yang tepat. Juga keputusan strategis memainkan peran. Peran itu jauh lebih besar (Business Insider, 2020). 

Keputusan sering dipaksa oleh keadaan. Semua itu memainkan peran sangat besar.

YouTube muncul pada era yang sangat tepat (Business Insider, 2020). 

Saat itu internet mulai meluas. Internet cepat ada di banyak negara. Namun belum ada platform yang dominan. Terutama untuk konten-konten video. 

Pesaing seperti Metacafe sudah ada. Dailymotion juga ada lebih dulu. Tapi mereka tak bisa samai YouTube (tactyqal.com). 

Pertumbuhan YouTube lebih cepat dari mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi? Google mengakuisisi YouTube Oktober 2006. Harganya sebesar US$1,65 miliar. Ini jadi titik balik menentukan (NPR, 2006; BBC News, 2006). 

Akuisisi ini bukan soal uang. Tetapi tentang sumber daya tak terbatas. Hal ini memungkinkan YouTube untuk tumbuh. Mereka tumbuh tanpa tekanan finansial. 

Tanpa Google, YouTube mungkin bangkrut. Mereka bisa kalah dalam persaingan. Ini menunjukkan kesuksesan platform tersebut. Kesuksesan adalah hasil langkah strategis. Langkah dari raksasa teknologi besar.

Narasi YouTube beradaptasi perlu ditinjau. Mereka dianggap selalu beradaptasi cerdik. Contohnya adalah fitur YouTube Shorts. Fitur itu diluncurkan September 2020. Ini respons atas popularitas TikTok (The Verge, 2021; Fast Company, 2024). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun