Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Panas Bumi Lebih Baik dari Fosil, Namun Bukan Tanpa Dampak

6 Agustus 2025   09:00 Diperbarui: 2 Agustus 2025   15:56 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok. PLN via Kompas.com)

Selain itu, ada potensi pencemaran air. Serta potensi pencemaran tanah juga ada. Cairan panas berasal dari perut bumi. Sering mengandung mineral dan bahan kimia. 

Bahan kimia ini sangatlah berbahaya. Jika bocor dapat merusak lingkungan (Neliti, 2016). Kebocoran semacam ini berisiko besar. Dapat mencemari air tanah. Juga bisa mengganggu ekosistem lokal (CELIOS, 2022).

Klaim dampak panas bumi bisa diminimalkan. Klaim tersebut memang benar adanya. Karena dengan teknologi yang sangat tepat. Berbagai risiko dapat dikendalikan. 

Mitigasi adalah kunci utamanya. Salah satunya melalui sistem reinjeksi. Yaitu proses mengembalikan fluida sisa. Fluida dikembalikan lagi ke dalam bumi. Untuk membantu menjaga tekanan reservoir (Green Teknokrat). 

Selain itu, teknologi sistem closed-loop. Sistem ini juga menjadi sangat penting. Karena sistem membuat aliran fluida. Tidak kontak langsung dengan udara. 

Sehingga dapat mengurangi pelepasan emisi. Terutama emisi gas berbahaya (Union of Concerned Scientists). 

Lembaga pemerintah seperti Kementerian ESDM. Dan badan ilmiah lain mendorong mitigasi. Mereka menekankan pentingnya pemantauan lingkungan. 

Pemantauan ini harus berkelanjutan. Termasuk pemantauan emisi gas. Dan juga aktivitas seismik (Kementerian ESDM, 2021; PT SMI). 

Data dari studi kasus di Ulubelu. Dan hasil penelitian lainnya menunjukkan. 

Bagaimana pengelolaan baik bisa mengurangi dampak. Mengurangi dampak negatif secara signifikan (Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB, 2018; Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan UNJA, 2023).

Perbandingan panas bumi dan pertambangan fosil. Perbandingan ini sering sekali digunakan. Pertambangan fosil memang jauh lebih merusak. Karena melibatkan peledakan dan galian raksasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun