Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Dari Timor ke Maung, Perjalanan Panjang Mobil Nasional Indonesia

18 Agustus 2025   23:00 Diperbarui: 21 Juli 2025   17:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal, Kijang dirakit di Indonesia. Tingkat lokalisasi komponennya terus ditingkatkan. Peningkatan ini dilakukan secara bertahap (Agung Toyota, Tahun tidak spesifik). 

Kijang lalu menjadi simbol industri otomotif lokal (Toyota Astra, 2022). 

Ini menunjukkan sesuatu yang penting. "Nasional" kadang merujuk pada perakitan dalam negeri. Juga pada tingkat lokalisasi komponennya. Bukan pada kepemilikan merek murni. Bukan pula pada desain dari nol.

Ketika Proteksi Berujung Konflik

Upaya menciptakan mobil nasional sering diwarnai proteksionisme. Ini terlihat jelas pada kasus mobil Timor. Pemerintah memberikan insentif pajak. Juga pembebasan bea masuk. Ini tidak adil bagi produsen lain (DetikOto, 2015). 

Tujuannya adalah melindungi "mobil nasional". Agar mobil itu bisa bersaing di pasar. Namun, langkah ini justru memicu kecaman. Kecaman itu datang dari dunia internasional (Kompasiana, 2021; DetikOto, 2015). 

Negara-negara lain melihatnya sebagai praktik diskriminatif.

Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa protes. Mereka mengajukan protes ke WTO (Scribd, Tahun tidak spesifik; Dekannews, Tahun tidak spesifik). 

WTO adalah Organisasi Perdagangan Dunia. Mereka menganggap kebijakan mobil nasional melanggar aturan. Aturan itu adalah aturan perdagangan internasional. 

Pada akhirnya, WTO memutuskan Indonesia bersalah. Indonesia dianggap melanggar aturan (Scribd, Tahun tidak spesifik). 

Ini memaksa penghentian operasi proyek Timor. Indonesia juga diwajibkan mengembalikan pajak. Pajak itu sebesar US$1,3 miliar (Wikipedia, 2024; Scribd, Tahun tidak spesifik). 

Tekanan dari WTO membuat proyek ini kandas. Krisis moneter 1998 juga menjadi penyebabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun