Ini adalah kekhawatiran terbesar saya, bahwa sejarah akan berulang.
Setelah disingkirkan lewat TWK, kini ia ditarik kembali. Apakah ini upaya tulus memberdayakan? Atau sekadar 'meminjam' citra integritasnya untuk melegitimasi Satgassus ini?
Sistem yang bisa menyingkirkannya secara administratif tentu juga punya cara. Untuk membuatnya 'sibuk' tanpa memberinya taring yang sesungguhnya.
Kehadiran Novel bisa jadi magnet bagi orang-orang baik lainnya di dalam sistem untuk ikut bergerak. Keberaniannya bisa menular dan jadi standar baru.
Mencipta sebuah momentum positif dari dalam. Yang pada akhirnya mendorong reformasi yang lebih luas. Meski dimulai dari langkah kecil.
---
Integritas seseorang ibarat benih terbaik. Tapi penunjukan ini menyadarkan. Bahwa seorang panutan pun butuh ekosistem yang mendukung. Bukan tanah yang justru meracuninya. Kualitas individu saja tak pernah cukup.
Mungkin saya terlalu banyak berpikir. Tapi untuk isu sepenting ini. Skeptisisme yang waspada lebih baik daripada optimisme buta. Harapan saya kali ini, ketajaman itu benar diberi jalan. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI