Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akal Sehat Sebagai Pertahanan Melawan Manipulasi Walid Bidaah

8 April 2025   16:33 Diperbarui: 26 April 2025   22:11 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Bidaah yang tayang di VIU.(Instagram/@viuindonesia via Kompas.com)

Dalam situasi ini, korban merasa mereka berada dalam jalan yang benar. Walau sebenarnya telah kehilangan kebebasan berpikir mereka.

Agama yang Dipalsukan

Ada sebuah konsep dalam filsafat yang disebut simulacra, diperkenalkan oleh filsuf Jean Baudrillard, yang dapat membantu kita memahami bagaimana fenomena seperti Walid bisa terjadi. 

Baudrillard menjelaskan bahwa dalam masyarakat post-modern, kita sering hidup dalam hiperrealitas. Sebuah situasi di mana kita sulit membedakan antara apa realitas sebenarnya dan apa realitas yang sengaja dibangun oleh pihak tertentu. 

Dalam hal ini, agama bisa saja dipalsukan dalam bentuk yang meyakinkan. Sehingga orang-orang tidak lagi bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

Bayangkan dalam cerita Bidaah, Walid mencitra dirinya sebagai sosok saleh dan berpengetahuan agama tinggi. Walid dengan atribut agama dan bahasa yang tampak sakral, bisa memanipulasi orang lain untuk mengikuti ajarannya. 

Namun, apa yang dilakukan Walid sebenarnya konstruksi realitas, atau simulacra. Yang dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Kadang untuk mengendalikan orang lain demi keuntungan pribadinya.

Menurut Baudrillard, dalam sebuah dunia digital dan terbuka, kita sering terjebak hiperrealitas yang membuat kita percaya pada apa yang kita inginkan untuk percayai. Bukan pada fakta yang ada. Inilah yang membuat kita rentan pada manipulasi. 

Terutama dalam hal agama. Kita jadi mudah percaya pada klaim-klaim yang menggiurkan. Seperti jaminan surga. Atau keselamatan dalam ajaran yang tidak jelas asal-usulnya.

Melawan Manipulasi dengan Akal Sehat

Tentu saja kita tak perlu terjebak dalam manipulasi ini. Salah satu cara untuk melawan manipulasi berkedok agama adalah dengan mengedepankan akal sehat. 

Akal sehat di sini bukan hanya soal berpikir secara rasional. Tapi juga tentang kemampuan untuk mempertanyakan ajaran yang datang kepada kita.

Agus Mustofa, dalam buku Beragama Dengan Akal Sehat, menekankan pentingnya penggunaan nalar kritis dalam beragama. Tanpa akal sehat, kita dengan mudah jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh pihak yang berniat buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun