Selain itu, ada faktor lain yang sering diabaikan. Getaran rel bisa membuat orang kehilangan keseimbangan. Â
Banyak yang merasa aman duduk jauh dari tengah rel. Padahal, saat kereta melintas cepat, getarannya bisa menyeret orang ke jalur kereta. Â
PT KAI sudah meningkatkan patroli dan sosialisasi ke warga. Tapi tanpa pola pikir baru dan tempat alternatif, peringatan saja tidak cukup. Â
Taman Kota Sebagai Alternatif Ruang Publik Â
Jika larangan tak cukup efektif, apa solusinya? Â
Pemerintah Sumut mulai menyadari pentingnya ruang alternatif. Menurut Antaranews, tahun 2026 akan dibangun 10 taman kota baru. Â
Langkah ini bagus, tapi pembangunan saja tidak cukup. Banyak taman kota justru terbengkalai atau tidak sesuai kebutuhan warga.
Agar taman baru benar-benar jadi solusi, ada beberapa hal penting: Â
- Mudah Diakses. Lokasinya strategis, gampang dijangkau warga.Â
- Fasilitas Lengkap. Harus ada tempat duduk, penerangan, toilet, dan parkiran. Â
- Keamanan Terjamin. Jika tidak aman, warga tetap akan kembali ke rel. Â
- Kegiatan Menarik. Bisa ada bazar, diskusi, atau lomba anak-anak saat Ramadan. Â
Jika ini dilakukan dengan baik, ngabuburit bisa lebih aman dan nyaman. Â
Menjaga Tradisi, Menghindari Tragedi Â
Ngabuburit di rel mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Tapi ini bukan sekadar aksi nekat. Ini soal keterbatasan ruang publik dan tradisi kebersamaan. Â
Namun, kebiasaan ini berisiko. Tradisi tidak harus mengorbankan nyawa. Â
Solusinya? Edukasi yang lebih masif dan pendekatan yang lebih manusiawi. Ruang alternatif harus tersedia agar warga punya pilihan lebih aman. Â