Puasa bukan halangan lari! Kisah inspiratif pelari Jakarta tetap bugar dan aktif olahraga saat Ramadan.
Banyak orang mengira Ramadan waktunya mengurangi aktivitas fisik. Mereka takut lemas atau dehidrasi kalau olahraga saat puasa.Â
Tapi, di Jakarta, ada pelari yang tetap aktif meski berpuasa. Mereka membuktikan puasa bukan alasan berhenti bergerak. Â
Di Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Atletik Rawamangun, ini jadi pemandangan biasa.Â
Setiap sore sebelum berbuka, komunitas pelari tetap berlatih. Mereka pakai baju olahraga, kenakan sepatu nyaman, lalu mulai berlari. Ritmenya disesuaikan supaya tidak terlalu berat.Â
Lari bukan cuma buat kebugaran, tapi juga jadi kegiatan ngabuburit yang seru. Â
Bagi sebagian orang, lari saat puasa mungkin terasa berat. Tapi, pengalaman para pelari ini membuktikan sebaliknya.Â
Dengan strategi yang tepat, olahraga tetap bisa jalan. Ramadan bukan alasan berhenti sehat. Â
Tetap Lari di Bulan Puasa Seperti Randi & Dyah Â
Randi Ocktaputra, pekerja IT dan anggota 3One Runners, tetap lari saat puasa. Baginya, puasa bukan penghalang, tapi tantangan untuk memahami tubuh sendiri. Â
"Puasa itu bukan alasan berhenti bergerak, tapi kesempatan belajar beradaptasi," kata Randi, dikutip dari Kompas.com. Â
Biasanya, ia mengurangi jarak tempuh dan menurunkan kecepatan. Ia juga memilih lari menjelang berbuka, supaya bisa langsung minum setelahnya. Â
Dyah Kaniasari dari Adewan Running Academy melakukan hal serupa. Ia merasa tubuh lebih cepat lelah saat puasa, jadi harus pintar menyiasatinya. Â
"Saya lebih segar kalau lari di tempat banyak pepohonan," ujarnya kepada Kompas.com. Â
Bagi Randi dan Dyah, lari saat puasa bukan cuma soal fisik. Ini juga soal mental dan menjaga konsistensi meski pola makan berubah.
Olahraga Saat Perut Kosong: Sains Mendukung Â
Lari tanpa makan dan minum lebih dari 12 jam terdengar berat. Tapi, penelitian membuktikan ada manfaatnya. Â
Menurut Kompas TV, lari saat puasa meningkatkan pembakaran lemak dan metabolisme.Â
Tanpa asupan makanan, tubuh memakai cadangan lemak sebagai energi. Ini membantu metabolisme lebih efisien. Â
Selain itu, olahraga saat puasa melatih tubuh menghadapi perubahan energi. Ini penting bagi pelari yang ingin meningkatkan ketahanan aerobik. Â
Tapi, ada syaratnya. Menurut pelatih kebugaran Jansen Ongko, intensitas olahraga harus disesuaikan saat puasa. Ia menyarankan mengurangi kecepatan dan durasi lari agar tubuh bisa beradaptasi.Â
Jika merasa lemas atau pusing, jangan dipaksakan. Hal ini ia sampaikan dalam wawancara dengan Tempo.co. Â
Waktu olahraga juga berpengaruh. Menurut dosen kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, ada dua waktu terbaik: Â
- Menjelang berbuka, karena tubuh masih punya energi dari sahur dan bisa segera makan setelahnya. Â
- Setelah tarawih, karena tubuh sudah mendapat nutrisi dari berbuka dan lebih siap untuk olahraga lebih berat. Â
Tips Aman Berlari Saat Puasa Â
Agar tetap nyaman, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Â
1. Pilih Waktu yang Tepat Â
Waktu terbaik untuk lari adalah sebelum berbuka atau setelah tarawih. Jangan lari di siang hari karena risiko dehidrasi tinggi. Â
2. Jaga Hidrasi Â
Meski tak bisa minum saat lari, tubuh tetap butuh cairan. Minumlah cukup air saat sahur dan berbuka. Tambahkan elektrolit alami dari buah atau air kelapa. Â
3. Gunakan Sepatu yang Nyaman Â
Sepatu yang tepat bisa mengurangi cedera. Menurut Fithub.id, bantalan sepatu yang baik membantu mengurangi beban kaki, terutama saat energi rendah. Â
4. Lakukan Pemanasan dan Pendinginan Â
Pemanasan sebelum lari membantu tubuh lebih siap. Pendinginan setelahnya mencegah kram dan cedera. Â
5. Dengarkan Tubuh Â
Jangan memaksakan diri. Jika merasa lelah, kurangi kecepatan atau jarak tempuh. Berlari saat puasa bukan soal prestasi, tapi menjaga kebugaran. Â
6. Fokus pada Manfaat Jangka Panjang Â
Seperti Randi dan Dyah, lari saat puasa bukan soal kecepatan. Ini tentang menjaga keseimbangan fisik dan mental. Â
Kesimpulan Â
Banyak yang mengira puasa berarti harus mengurangi aktivitas fisik. Tapi, Randi dan Dyah membuktikan bahwa olahraga tetap bisa dilakukan dengan penyesuaian yang tepat. Â
Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga saat perut kosong bisa membakar lemak lebih efektif. Asalkan, intensitasnya disesuaikan. Â
Para ahli, seperti Jansen Ongko dan dokter dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, menyarankan waktu terbaik untuk olahraga. Sebelum berbuka atau setelah tarawih adalah pilihan yang paling aman. Â
Jadi, olahraga saat puasa tetap bisa dilakukan. Kuncinya ada di strategi yang tepat. Ramadan bukan alasan untuk berhenti bergerak, tapi kesempatan untuk hidup lebih sehat.
***
Referensi:
- Kompas TV. (2024, Maret 13). Tetap Berolahraga di Bulan Puasa, Ini 7 Manfaat Lari saat Perut Kosong. Kompas TV. https: //www. kompas. tv/lifestyle/492311/tetap-berolahraga-di-bulan-puasa-ini-7-manfaat-lari-saat-perut-kosong
- FitHub. (n.d.). Lari Saat Puasa? FitHub. https: //fithub. id/blog/lari-saat-puasa
- Tempo. (2024, March 13). Jelang Ramadan, Simak Tips Berolahraga di Bulan Puasa dari Pelatih Kebugaran. Tempo. https: //www. tempo. co/gaya-hidup/jelang-ramadan-simak-tips-berolahraga-di-bulan-puasa-dari-pelatih-kebugaran-1202599
- Universitas Muhammadiyah Surabaya. (n.d.). Dosen FK UM Surabaya, Ini Waktu Terbaik Berolahraga Saat Berpuasa. UM Surabaya. https: //www. um-surabaya. ac. id/article/dosen-fk-um-surabaya-ini-waktu-terbaik-berolahraga-saat-berpuasa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI