Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Serial Mata-Mata Lebih Masuk Akal Ditonton

26 Februari 2025   18:18 Diperbarui: 26 Februari 2025   18:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Night Agent. (Netflix via Kompas.com)

Thriller mata-mata makin populer karena relevan. Menggambarkan ketidakpercayaan publik, ketegangan geopolitik, dan sistem yang gagal berfungsi.

Dunia yang kita tinggali saat ini penuh ketidakpastian. Hoax ada di mana-mana, ketegangan politik naik, dan teori konspirasi bertebaran. Jika kamu mulai merasa seperti itu, kamu tidak sendirian.

Bisa jadi itulah penyebab genre thriller mata-mata makin laris sekarang. The Night Agent di Netflix dan Slow Horses di Apple TV bukan sekadar serial tentangg agen rahasia yang penuh aksi. 

Serial ini juga menangkap keresahan umum pada pemerintah, politik, dan kondisi dunia yang serba tak pasti.

Jatuhnya Kepercayaan Publik

Dalam Survei Gallup 2023 menunjukkan, tersisa 8% warga Amerika Serikat yang masih percaya penuh pada Kongres. Yang masih yakin pemerintah peduli kepentingan rakyat? Tinggal 22%. 

Setali tiga uang dengan Inggris. Survei BBC tahun 2024 menunjukan, ada 45% masyarakat yang tak percaya pada partai politik mana pun.

Anjloknya kepercayaan publik ini membuat alur thriller mata-mata terasa begitu relevan. 

Dalam The Night Agent, Peter Sutherland, seorang agen rahasia harus membongkar konspirasi besar di pemerintahan. Walau sekedar fiksi, tapi jalan ceritanya mampu menagkap kegelisahan banyak orang di dunia nyata.

Ada kepuasan tersendiri ketika mengikuti serial ini. Saat tokoh utamanya berhasil membongkar kebohongan dalam pemerintahan, ada harapan bahwa keadilan masih bisa ada. Meskipun hanya di layar kaca.

Ketegangan Geopolitik yang Meningkat

Dulu, saat era pasca Perang Dunia II dan Perang Dingin, cerita mata-mata turut naik daun. Dunia penuh intrik, dan orang-orang tertarik menonton kisah tentang pengkhianatan dan rahasia negara.

Salah satu ikon terbesar dari era ini adalah James Bond, agen rahasia 007 ciptaan Ian Fleming. Dalam film-filmnya, Bond berhadapan dengan musuh-musuh dari blok Timur, organisasi kriminal global, hingga pengkhianat di dalam sistemnya sendiri. 

Bond melambangkan fantasi tentang seorang agen yang selalu selangkah lebih maju, mampu menggagalkan rencana musuh dengan kecerdikan, teknologi canggih, dan sedikit gaya flamboyan.

Sekarang, situasinya tak jauh beda. Ketegangan antarnegara makin panas. Perang dagang Amerika dan China, konflik teritorial Rusia dan Ukraina, konflik Timur Tengah. Semuanya membuat dunia terasa makin tak aman.

Serial The Night Agent mampu menangkap dan menerjemahkan kegelisahan ini dengan baik. Ada unsur pengkhianatan, ada misinformasi, ada ketidakpastian yang membuat banyak orang cemas.

Pendapat ini didukung oleh Joseph Oldham, pakar media yang dikutip BBC. Joseph mengatakan bahwa popularitas genre ini selalu naik saat dunia sedang bergejolak. 

Ketika banyak orang merasa hidup dalam situasi penuh ketegangan, kisah-kisah tentang agen rahasia dan konspirasi terasa lebih masuk akal.

Genre dan Realitas Sosial

...serial ini dengan cerdas menunjukkan betapa rusaknya sistem pemerintahan.

Thriller mata-mata bukan cuma soal aksi tembak-menembak. Banyak serial justru menggambarkan ada sistem yang gagal dan realitas sosial yang sering disembunyikan pemerintah.

Contohnya Slow Horses, yang diadaptasi dari novel Mick Herron. Serial ini menokohkan Jackson Lamb, pemimpin kelompok agen rahasia MI5 yang gagal. 

Mereka dikirim ke Slough House, kantor buangan bagi agen yang bermasalah. Tapi di balik humor gelap dan sindiran tajamnya, serial ini menggambarkan betapa kacaunya birokrasi intelijen Inggris. Terutama gejolak geopolitik pasca Brexit.

Menurut The Atlantic, serial ini dengan cerdas menunjukkan betapa rusaknya sistem pemerintahan. Para agen di dalamnya seperti metafora bagi institusi yang seharusnya melayani rakyat, tapi malah mandek dan tak bisa diandalkan.

Selain itu, tema konspirasi juga bikin genre ini makin menarik. Dalam dunia yang serba tidak pasti, banyak orang merasa bahwa kebenaran sering disembunyikan. 

Serial seperti The Night Agent mengajak penonton ikut membongkar rahasia yang diselimuti kebohongan.

Kesimpulan

Dunia makin tak bisa ditebak. Kepercayaan publik terhadap pemerintah turun. Ketegangan antarnegara meningkat. Dan di tengah situasi ini, ada serial thriller mata-mata yang jadi hiburan yang terasa dekat dengan kenyataan.

Serial seperti The Night Agent dan Slow Horses tak hanya menghibur, tapi juga mengajak kita melihat dunia yang makin rumit. Kisah agen rahasia yang membongkar kebohongan memberi harapan bahwa di balik semua kekacauan, kebenaran masih bisa ditemukan.

***

Referensi:

  • [BBC]. (n. d.). Why TV spy thrillers are booming right now. BBC Culture. Retrieved from https:  //www.  bbc.  com/culture/article/20250124-why-tv-spy-thrillers-are-booming-right-now
  • [Flickering Myth]. (n. d.). A new golden age of espionage TV shows. Retrieved from https:  //www.  flickeringmyth.  com/a-new-golden-age-of-espionage-tv-shows/
  • [The Atlantic]. (n. d.). Slow Horses, modern Britain, hopeless spies. Retrieved from https:  //www.  theatlantic.  com/ideas/archive/2023/12/slow-horses-modern-britain-hopeless-spies/676279/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun