Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Religiusitas Indonesia yang Tak Sejalan Realita

23 Februari 2025   03:00 Diperbarui: 23 Februari 2025   01:54 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa meskipun mayoritas masyarakat Indonesia mengaku religius, masih banyak perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama? 

Salah satu jawabannya adalah karena agama sering kali hanya dipandang sebagai simbol dan bukan sebagai substansi dalam kehidupan sehari-hari. 

Banyak orang yang lebih fokus pada penampilan agama, seperti mengenakan pakaian agama dan melakukan ritual doa, daripada benar-benar menghayati ajaran agama dalam perilaku mereka.

Penting bagi kita untuk kembali merenungkan apa arti agama sebenarnya dalam kehidupan kita. Agama bukan hanya soal ritual atau simbol yang kita tampilkan di luar. 

Tetapi tentang bagaimana kita menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. 

Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan adalah ajaran yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, maupun di dunia maya.

Menurut Ahmad Muttaqin, Sekretaris Majelis Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, praktik beragama di Indonesia masih sebatas "beragama" dan belum sampai pada tahap "berkeagamaan". 

Artinya, banyak orang Indonesia yang menganggap agama sebagai identitas sosial atau budaya, bukan sebagai panduan hidup yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. 

Hal inilah yang harus kita ubah. Pendidikan agama yang mendalam harus dilakukan agar masyarakat bisa lebih memahami dan menghayati ajaran agama dalam kehidupan mereka. 

Tidak hanya di ruang ibadah, tetapi juga di ruang publik dan dalam setiap tindakan mereka sehari-hari.

Penutup

Sudah saatnya kita berhenti melihat agama hanya sebagai simbol yang kita tampilkan di luar, dan mulai menjadikannya sebagai pedoman hidup yang mendalam. Dengan meningkatkan pemahaman dan penghayatan agama yang lebih substansial, kita bisa berharap bahwa Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara yang religius, tetapi juga sebagai negara yang mampu menciptakan masyarakat yang lebih adil, jujur, dan penuh kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun