Ini mencerminkan kurangnya kesadaran masyarakat yang tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga membutuhkan perubahan budaya.Â
Tanpa dukungan penuh dari masyarakat, kebijakan yang ada tidak akan memberikan dampak signifikan dalam mengurangi volume sampah.
Selain itu, kebijakan yang berfokus pada pengurangan plastik sekali pakai masih belum cukup efektif dalam mengurangi jumlah sampah secara keseluruhan.Â
Pembatasan plastik adalah langkah yang baik, namun bukan solusi utama dalam pengelolaan sampah.Â
Tanpa adanya upaya konkrit untuk mengurangi sampah di sumbernya, Jakarta hanya akan terus menggantungkan diri pada solusi yang bersifat sementara, seperti menambah kapasitas TPA atau mengandalkan insinerator yang berpotensi menimbulkan masalah baru.
Fokus pada Pengurangan Sampah Sebagai Solusi Berkelanjutan
Jika kita benar-benar ingin mengatasi masalah sampah di Jakarta, maka kita harus mulai berfokus pada pengurangan sampah, bukan sekadar pemusnahan.Â
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah sejak dari rumah.Â
Seperti yang diungkap oleh Antara News, Jakarta sudah mulai menguji sistem pengelolaan sampah berbasis pemilahan, yang mengharuskan warga untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.Â
Ini adalah langkah yang sangat penting untuk mengurangi volume sampah yang akhirnya akan berakhir di TPA.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dapat dilakukan melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi.Â
Misalnya, melalui bank sampah yang lebih banyak dibangun di seluruh Jakarta, yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah mereka.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya