Mohon tunggu...
Aidatul Adawiyah
Aidatul Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Berbagi untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pink for Girl, Blue for Boy, Eits, Jika Terjadi Sebaliknya Bagaimana?

13 Oktober 2021   20:06 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: 1.bp.blogspot.com

Stereotype Gender

Gender merupakan dimensi sosial budaya seseorang sebagai laki-laki ataupun perempuan. Gender memiliki peran sebagai suatu harapan yang menetapkan bagaimana perempuan atau laki-laki harus berpikir, bertindak dan berperasaan. Setidaknya ada tiga tahap dalam perkembangan gender pada anak.

  • Anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender, yaitu laki-laki atau perempuan.
  • Anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap tentang jenis kelamin mana yang mereka kehendaki.
  • Mereka memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah.

Ketiga tahap ini disebut dengan peran jenis kelamin atau stereotype gender. Kesadaran tentang stereotip ini telah dimiliki oleh anak-anak prasekolah. Stereotip peran gender merujuk pada karakteristik psikologis atau perilaku yang secara tipikal diasosiasikan dengan laki-laki atau perempuan.

Waktu Yang Tepat Untuk Memperkenalkan Identitas Gender Pada Anak

Sebagaimana yang dituturkan dr. Anggia Hapsari, Sp. Kj (K)., Psikiater Anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya bahwa "anak sudah dapat dikenalkan mengenai gender pada usia 15 bulan hingga 3 tahun. 

Pada usia ini anak sedang memasuki fase anal. Fase ini merupakan fase ketika anak sudah mulai mengerti mengenai fungsi alat kelamin". Pada rentang usia seperti ini orang tua dapat menambah stimulus pada anak mengenai fungsi organ intim yang pastinya menggunakan bahasa yang sederhana agar anak dapat menerima stimulus tersebut.

Usia bukanlah tolok ukur untuk orang tua dalam membagikan edukasi mengenai identitas gender pada anak. Yang terpenting orang tua harus dapat memilih waktu yang tepat, dibuktikan dengan kesiapan anak dan pemahaman untuk menerima edukasi dari orang tua.

Pola Asuh Mengenai Identitas Gender

Jika ada pertanyaan dari anak mengenai hal-hal gender, bagaimana orang tua menanggapinya ?? yang pastinya orang tua harus menjawab pertanyaannya dan menjawab menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana yang dapat dimengerti anak. Menjawab harus jujur tidak perlu di tutup-tutupi sebab nantinya anak malah akan memiliki konsep yang keliru.

Masa golden age pada anak terdapat peningkatan kecerdasan mencapai 50 persen, sehingga ini dapat menjadi kesempatan emas untuk orang tua mengenalkan gender. 

Pembentukan konsep diri pada anak akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku saat ia dewasa. Mengenalkan perbedaan gender harus dilakukan secara tepat, sebab akan tersimpan dalam memori jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun