Mohon tunggu...
Aida septiani zahara
Aida septiani zahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Halo saya adalah mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka yang memiliki hobi menulis dan membaca. Saya memiliki impian ingin menjadi seorang jurnalis di media massa kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sosok Dibalik Novel Ca Bau Kan

12 Maret 2024   17:15 Diperbarui: 12 Maret 2024   17:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Ismail Marzuki/dok. pri

Jakarta - Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong yang lebih dikenal dengan sapaan Remy Sylado, sosok dibalik novel Ca Bau Kan yang telah berpulang sejak Desember 2022.

Lahir pada 12 Juli 1945  di Malino, Makasar, Sulawesi Selatan, beliau lahir dari keluarga gereja Christian dan Missionary Alliance. Ayahnya yang bernama Johannes Hendrik Tambayong dan ibunya bernama Juliana Caterina Panda. Ia menikahi perempuan bernama Maria Louise. Pada tahun 1959 Remy Sylado berkuliah di Akademi Teater Nasional dan Akademi Seni Rupa Indonesia. Ia melanjutkan studi di Akademi Bahasa Asing Jakarta. Ia memiliki keahlian berbahasa asing yang mahir diantaranya bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Yunani serta bahasa Ibrani.

Remy Sylado memulai kariernya sebagai wartawan majalah di salah satu media massa ternama yaitu Tempo pada tahun 1965, tak hanya sebagai wartawan ia juga menggeluti kariernya sebagai redaktur majalah Aktuil Bandung sejak 1970. Pada tahun 1971, ia menjadi seorang dosen di Akademi Sinematografi Bandung. Saat berusia 18 tahun ia menulis kritik, puisi, cerpen dan novel serta buku-buku musikologi dan teologi. Ia juga dikenal piawai melukis, berdrama dan mengenal banyak jenis film. Remy juga senang akan musik, ia dijuluki dengan sebutan Jubal yang memiliki arti Bapak Musik.

Pada tahun 2002, Remy memperoleh penghargaan Khatulistiwa Award untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi. Ia juga menerima penghargaan dari Pusat Bahasa pada tahun 2006 bersama dengan Sitor Situmorang dan Sitok Srengenge. Sebagai seorang novelis, Remy Sylado telah menulis lebih dari 50 novel yang terdiri dari 20 novel anak-anak dan 30 novel keluarga. Ia juga menulis novel bergenre sejarah yang berjudul Ca Bau Kan, yang berlatar belakang kehidupan para pedagang Tionghoa di tanah Jawa, khususnya Betawi (Jakarta), novel Ca Bau Kan sendiri telah diangkat menjadi sebuah film.

Berikut ini adalah karya-karya Remy Sylado serta penghargaan yang pernah diperoleh.

Puisi

  • Kerygma (1999),
  • Mbeling (2004), dan
  • Kerygma dan Martryria (2004).

Novel 

  • Gali Lobang Gila Lobang (1977),
  • Kita Hidup Hanya Sekali (1977),
  • Orexas (1978),
  • Ca Bau Kan (1999),
  • Kerudung Merah Kirmizi (2002), dan
  • Sampo Kong (2004).

Penghargaan 

  • Nominasi aktor terbaik di FFI dalam film Tinggal Sesaat Lagi (1986),
  • Peraih Khatulistiwa Literary Award: Kerudung Merah Kirmizi (2002), dan
  • Peraih Penghargaan Sastra Terbaik Pusat Bahasa dalam novel Kerudung Merah Kirmizi (2006).

Karya-karya milik Remy Sylado pernah dipamerkan pada 17 Maret 2023 di Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta pamerkan 189 karya berbentuk lukisan, alat musik, karya cetak dan memorabilia milik Remy Sylado. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun