Mohon tunggu...
Aida Adha Siregar
Aida Adha Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis adalah salah satu fokus pengembangan diri yang saya perdalam. Bertemu dengan teman-teman merupakan pengalaman terbaik yang saya dapatkan melalui Kompasiana ini. Laman artikel saya menceritakan berbagai topik menarik yang saya kemas semenyenangkan mungkin. Selamat datang teman-teman, salam kenal!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tito Johani, Remaja Bunuh Diri di Malang Menjadi Pengingat Pentingnya Kesehatan Mental di Indonesia

29 Mei 2023   12:01 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:31 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Warga Malang, kawasan Jembatan Soekarno-Hatta, 26 Mei 2023 lalu dikejutkan oleh aksi bunuh diri seorang remaja yang diketahui bernama Tito Johani. Tito 'berhasil' melancarkan aksi bunuh dirinya setelah Agustus 2022 lalu sempat digagalkan oleh polantas setempat. Diketahui Tito mengidap gangguan mental seperti anxiety, insomnia dan depresi berat hingga ia melakukan aksi tersebut. Sayangnya, setelah ditemukan polisi dan dilakukan penyidikan setempat, nyawa Tito tidak tertolong.

Kasus Tito di atas menjadi pengingat betapa pentingnya kesehatan mental di Indonesia. Tito menjadi sekian korban dari kasus bunuh diri akibat tidak sehatnya kesehatan mental. Melalui artikel ini, penulis ingin kembali mengingatkan, bahwa pengaruh kesehatan mental memang sangat mempengaruhi cara berpikir, bertindak, dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Menjadi pengingat kepada orang tua, bahwa berkomunikasi dengan anak adalah salah satu cara terbaik untuk anak agar dapat lebih terbuka akan masalah yang ia hadapi. Namun, bagaimana dengan orang tua yang tidak selalu ada untuk anak? Mengingat kasus perceraian di Indonesia semakin melonjak setiap tahunnya? Orang tua dapat menerapkan:

  • Ajak anak berbicara tentang alasan mengapa orang tua melakukan perceraian
  • Biarkan anak memhami kondisi apa yang sedang dihadapi kedua orang tuanya
  • Ajak anak berkomunikasi lengkap dengan ayah ibu, dan katakan padanya bahwa kasih sayang yang akan diberikan ayah ibu tidak akan berubah
  • Jangan terlantarkan anak dan berikan ia tempat senyaman mungkin dengan cara memberikan waktu di masing-masing orang tua

Nah, para orang tua yang bercerai, bisa menerapkan cara di atas untuk menghindari anak-anak yang tumbuh dengan trauma atau depresi karena merasa kehilangan orang tuanya. Lalu bagaimana jika faktor depresi bukan datang dari perpisahan? Anda dapat mulai membangun komunikasi dengan orang terdekat Anda. Contoh, kerabat, kakak/adik. Mulailah menceritakan apa yang Anda rasakan dan jangan menyimpannya sendiri. Jika masih berlanjut, segera hubungi psikolog untuk terapi lebih lanjut.

Percayalah, kesehatan mental adalah hal terpenting untuk terus menjalani hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun