Menjaga Jiwa Pancasila di Tengah Derasnya Arus Digitalisasi
Ahya Sofia Fuada (25060260068)
Â
Pancasila merupakan landasan negara Republik Indonesia yang muncul pada 1 Juni 1945. Pancasila bukan sekadar sebuah rangkaian lima prinsip ideologi negara yang harus diingat oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga harus diterapkan oleh seluruh warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan kearifan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Di masa globalisasi, khususnya dalam era digitalisasi dimana kemajuan teknologi memungkinkan akses dan penyerapan informasi yang cepat, hal ini perlu diwaspadai dan dipahami dengan bijak oleh warga Indonesia. Apabila masyarakat Indonesia gagal melindungi diri dengan baik dari dampak negatif percepatan teknologi, maka hal tersebut dapat menjadi ancaman besar bagi negara. Dalam menghadapi dan mengatasi masalah ini, Pancasila menyajikan nilai-nilai dalam lima prinsipnya yang dapat berfungsi sebagai pedoman serta referensi bagi masyarakat Indonesia dalam bersikap moral dan etis di zaman globalisasi dan digitalisasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari dan mengaplikasikan Pancasila dalam diri mereka sebagai perisai dari dampak negatif kemajuan zaman. (Faturrahman, 2023)
Di zaman digital yang terus berubah, teknologi telah menjadi kekuatan utama bagi manusia dalam memperoleh informasi, sehingga dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi, bekerja, dan berkomunikasi. Namun, bersama dengan kemajuan teknologi di zaman digital ini, muncul berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan bahwa teknologi tidak menimbulkan efek buruk bagi masyarakat. Terutama pada generasi muda, pemahaman tentang wawasan nusantara sangat penting guna menghadapi risiko dan tantangan yang muncul akibat dampak modernisasi dan globalisasi. Bagaimana individu dapat berinteraksi dengan etika di dunia digital, dan bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa membantu masyarakat untuk bertindak positif di zaman digital? Kami akan mengeksplorasi hubungan yang kuat antara etika digital dan nilai-nilai Pancasila, serta mencari pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan moral. (Hasanah, 2021)
1.Tantangan Pancasila di era digital
Pancasila terus berkembang dan semakin diakui sebagai ide yang memiliki pengaruh global. Di tengah kemajuan teknologi digital saat ini, nilai-nilai Pancasila juga berpotensi terancam. Saat ini, masyarakat banyak memanfaatkan teknologi digital untuk mendapatkan informasi dengan cepat, tetapi ada risiko negatif jika informasi tersebut tidak benar. Diharapkan masyarakat bisa menggunakan Pancasila sebagai pedoman untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era digital ini. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah timbulnya informasi yang bertentangan dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, perkembangan tren digital bisa menciptakan norma-norma baru dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Berikut beberapa contoh tantangan yang dapat ditemui oleh masyarakat ketika berusaha menerapkan Pancasila di era digital, seperti: Arus globalisasi, Masuknya budaya luar ke Indonesia, Penggunaan teknologi tanpa batas, Penyebaran berita yang tidak benar, serta Kurangnya kesadaran untuk menjaga nilai-nilai Pancasila. Untuk membangun sikap bertanggung jawab dan beretika dalam menjaga prinsip kebersamaan dan persatuan yang menjadi dasar Pancasila, diperlukan solusi untuk memastikan setiap masyarakat dapat merasakan manfaat positif dari layanan digital dan berpartisipasi dalam proses demokratisasi dengan seadil-adilnya. (Hasanah U. 2021)
 2. Penerapan Pancasila di era digital
Perkembangan di dunia digital bergerak semakin cepat, membuatnya sulit untuk dihentikan oleh manusia. Masyarakat perlu menerapkan prinsip-prinsip Pancasila untuk menghadapi tantangan di era digital ini.
a. Adanya arus globalisasi
Globalisasi adalah proses sosial yang menghapus batas geografis antar komunitas di seluruh dunia. Melalui globalisasi, hubungan antar wilayah yang jauh menjadi lebih mudah. Di satu sisi, globalisasi memberikan keuntungan. Namun di sisi lain, dapat muncul tantangan karena adanya nilai-nilai yang tidak sejalan. Maka, kita perlu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengatasi gelombang globalisasi yang terus berkembang.
b. Masuknya budaya asing ke Indonesia
Kemudahan dalam komunikasi dan transportasi memungkinkan budaya luar masuk ke Indonesia dengan mudah. Selain itu, perkembangan tren digital juga berperan dalam masuknya budaya asing. Hal ini bisa menjadi tantangan karena budaya tersebut seringkali tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal. Kita bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam merespons masuknya budaya asing, menggunakan Pancasila sebagai panduan dalam memilih tren digital, khususnya yang berasal dari luar. Sebagai masyarakat Indonesia, kita juga harus melestarikan budaya lokal. Pancasila dapat membantu menyeimbangkan antara memperkaya budaya kita dengan elemen positif dari budaya luar.
c. Penggunaan teknologi yang bebas
Di zaman digital saat ini, setiap individu memiliki kebebasan untuk menggunakan teknologi yang ada di sekitarnya. Kebebasan ini dapat disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan kebencian. Selain itu, kebebasan akses teknologi berpotensi menyebabkan banyak akun pemerintah menjadi target peretasan. Nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pedoman etis dalam menggunakan teknologi agar tidak merugikan orang lain maupun masyarakat. Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti membangun komunitas online yang positif yang mendukung nilai-nilai Pancasila, serta mengintegrasikan pendidikan Pancasila dalam program literasi digital.
d. Penyebaran berita bohong
Saat ini, banyak orang mengakses berita melalui media sosial karena memudahkan mereka mendapatkan informasi dengan cepat. Namun, ada juga pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan media sosial, seringkali dengan menyebarkan berita bohong untuk memecah belah masyarakat. Penyebaran hoaks sangat bertentangan dengan yang tertuang dalam sila ketiga Pancasila mengenai persatuan. Kita perlu mengedukasi diri sendiri untuk tidak ikut menyebarkan berita palsu atau hoaks.
e. Tidak adanya kesadaran menjaga nilai Pancasila
Seperti yang kita ketahui, Pancasila memiliki lima nilai dasar, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kurangnya kesadaran di kalangan masyarakat akan tanggung jawab mereka dalam menjaga nilai-nilai Pancasila serta kurangnya pemahaman mengenai hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk diterapkan di era digital. Untuk mengatasinya, pemahaman akan nilai-nilai Pancasila harus diperkuat melalui kurikulum pendidikan di sekolah. Pendidikan Pancasila sangat penting untuk membangun generasi muda yang bertanggung jawab dan beretika.generasi muda dalam sikap bertanggung jawab dan beretika.
3. Pengaruh Nilai-nilai pancasila terhadap Sikap Bertanggung jawab dan beretikaÂ
Di era digital yang terus berubah ini, nilai-nilai Pancasila semakin vital untuk membantu mengarahkan etika sosial. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia membentuk perilaku masyarakat dan ikatan sosial. Dalam konteks modern, nilai-nilai Pancasila mengantarkan dampak yang signifikan terhadap etika sosial, terutama dalam aspek-aspek kunci seperti toleransi, keadilan, serta semangat kebersamaan. Pertama-tama, Pancasila memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang dapat memahami serta menerapkan nilai-nilai toleransi di era digital saat ini. Konsep ketuhanan yang Maha Esa menekankan pentingnya menghormati berbagai keyakinan. Di tengah kemajuan teknologi yang memberikan akses informasi dengan mudah, Pancasila memiliki tanggung jawab krusial dalam meredakan konflik dan memperkuat sikap saling menghargai di dunia digital di mana perbedaan pendapat dan kepercayaan dapat tumbuh dengan cepat.
Selanjutnya, nilai-nilai Pancasila menjadi dasar utama dalam merancang etika sosial di era digital. Dengan dasar prinsip keadilan, Pancasila menegaskan bahwa persatuan harus dijaga dan keadilan harus ditegakkan bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam konteks digital, nilai-nilai ini mendorong komunikasi yang positif, serta interaksi yang berfokus pada semangat bersama dan kesejahteraan kolektif. Selain itu, nilai-nilai Pancasila mengingatkan masyarakat untuk menjunjung tinggi kebersamaan. Nilai persatuan Indonesia yang terkandung dalam Pancasila menjadi fondasi utama dalam membangun komunitas online yang berlandaskan solidaritas, terutama di zaman di mana konektivitas menjadi penghubung utama antara individu dan kelompok yang berbeda latar belakang.
Dalam konteks masyarakat digital, penerapan prinsip-prinsip Pancasila menciptakan wadah interaksi yang memperkuat kerja sama, kepedulian, dan tanggung jawab bersama. Hal ini penting untuk memperkuat hubungan sosial meskipun berlangsung di ruang maya. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ini, masyarakat bisa menciptakan lingkungan digital yang inklusif, harmonis, dan produktif. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya relevan dalam praktik sehari-hari, tetapi juga menjadi panduan yang solid untuk menghadapi tantangan di era modern, termasuk ancaman perpecahan, disinformasi, dan konflik di ruang digital. Oleh karena itu, Pancasila berfungsi sebagai pilar penting dalam mempertahankan persatuan dan mendorong interaksi yang dipenuhi empati serta rasa tanggung jawab di tengah perubahan global yang cepat.
Nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi masyarakat guna mengatasi tantangan di era digital yang semakin berkembang ini. Selain itu, nilai-nilai Pancasila dalam konteks digital juga berfungsi untuk meningkatkan sikap bertanggung jawab dan etis dalam setiap generasi. Prinsip-prinsip moral yang ditekankan dalam pembentukan generasi baru sangatlah penting untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai Pancasila di era digital. Generasi Z, terutama mahasiswa dan pelajar, menghadapi tantangan tersendiri dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang memperkuat eksistensi dan kesatuan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila harus didasarkan pada prinsip persatuan, demokrasi, keadilan sosial, serta kerukunan antaragama, untuk menginternalisasi nilai seperti integritas, penghargaan terhadap keragaman, dan tanggung jawab sosial. Memasukkan pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa mengenai perannya sebagai warganegara yang bertanggung jawab serta etis dalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Trisno, B., Aprillia, O., Latifah, O., Safira, D., & Putri, T. A. (2024). Konsep dan Urgensi Demokrasi yangBersumber dari Pancasila. JISPENDIORA Jurnal Ilmu Sosial Pendidikan Dan Humaniora, 3(2), 195-208.
Tammu, L. (2023). Analisis yuridis konsep pemilihan umum serentak di Indonesia. Doktrina: Journal of Law,6(2), 118-139.
Hasanah, U. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Kalangan Generasi Millenial Untuk Membendung Diri Dari Dampak Negatif Revolusi Indutri 4.0. Pedagogy : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 8(1), 52–59. https://doi.org/10.51747/jp.v8i1.705
 Izza, H., Fadhila, N., & Najicha, F. U. (2021). Pentingnya Nilai- Nilai Pancasila Di Lingkungan Masyarakat. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 4(2), 204–212.Â
Kartini, A., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Implementasi Pendidikan Pancasila dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Generasi Muda di Era Digital. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan,9(2),405–418. https://doi.org/10.47668/pkwu.v9i2.136
 Asyari, D., & Dewi, D. A. (2021). Peran pendidikan kewarganegaraan bagi generasi milenial dalam menanamkan jiwa nasionalisme diera globalisasi. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(2), 30-41
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI