Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Afganistan dan Diplomasi Damai Indonesia

22 Agustus 2021   01:05 Diperbarui: 23 Agustus 2021   10:13 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jusuf Kalla bertemu dengan kelompok Taliban di Jakarta. (Sumber foto, kompas.com)

Kondisi ini tentu akan membuat warga Afganistan mengalami kekhawatiran, apalagi selama militer AS dan sekutunya menginjakan kaki di Afganistan, konflik gencatan sejata tak kunjung usai sehingga membuat warga Afganistan meninggalkan tanah kelahiran sendiri.

Menurut lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Persekitan Bangsa-Bangsa (PBB), Afganistan adalah negara ketiga terbesar dengan warganya menjadi pengunsi. 

Tahun 2020, ada 400 ribu yang harus mengunsi lantaran konflik berkepanjangan. Dan sejak 2012 sekitar lima juta warga Afganistan mengunsi dan tak bisa kembali ke kampung halaman. 

Mereka mengunsi ke sejumlah negara tetangga, ada pula yang minta suaka. Kini Eropa mengantisipasi aliran pengunsi dari Afganistan. Mereka tak ingin berhadapi derasnya gelombang pengunsian seperti beberapa tahun terakhir.

Selain itu, Afganistan menghadapi persoalan kemiskinan dan krisis pangan. Berdasarkan survei pemerintah Afganistan 2016-2017 dikutip BBC, ada sejumlah 54 persen populasi warga Afganistan berada di bawah garis kemiskinan. 

Survei dari Gallup Agustus 2019 juga mengungkapkan kekeringan dalam beberapa tahun terjadi di Afganistan dan melahirkan ancaman krisis pangan. 

Diperparah adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada melemahnya ekonomi setempat. Hingga dalam konteks ini, dibutuhkan langkah dalam penyelesaian tuntas soal pemerintahan dan orang-orang Afganistan sendiri. 

Pemerintahan yang mengayomani warga dengan baik sehingga persoalan ketimbangan sosial dan ekonomi teratasi. Begitu pun dengan komunitas internasional diharapkan mampu berkontribusi positif dalam proses penyelesaian di Afganistan, seperti memberikan masukan atau mediator dari berbagai negara khsususnya Indonesia. 

Dan nasib warga Afganistan sangat ditentukan oleh seberapa kuat Taliban melakukan upaya jalan perdamaian dan mengedepankan langkah-langkah kongkrit untuk mewujudkan stabilias di Afganistan.   

 

Peran diplomasi perdamaian Indonesia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun