Mohon tunggu...
Ahonk bae
Ahonk bae Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Untuk Perdaban

Membaca, Bertanya & Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Semburan Gas Disertai Api di Indramayu

12 April 2021   19:54 Diperbarui: 12 April 2021   19:54 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musibah seperti bencana alam atau yang lainnya belakangan timbul begitu begitu saja dalam memberikan sebuah kejutan bagi siapapun, musibah tersebut memang tidak serta timbul begitu saja, kausalita atau sebab-akibat tentu saja bisa di jadikan sebuah analisa atas musibah tersebut. 

Sebagaimana di Indramayu sendiri, dimulai dari banjir yang merendam 18 kecamatan pada 8 Februari kemarin, kemudian disusul dengan ledakan 4 tangki milik PT. Pertamina Balongan pada 29 Maret yang menelan korban jiwa di samping itu kerugian dari sisi traumatis tidak kalah menakutkannya bagi warga setempat. 

Kemudian belakangan ini media beramai-ramai memberitakan mengenai semburan api di desa Sukaperna Kecamatan Tukdana Indramayu pada Selasa, 30 Maret 2021. Oleh sebabnya penulis hendak membahas bagian akhir saja, semburan gas yang disertai api tersebut.

Media mengatakan bahwa semburan tersebut berasal dari sumur tua milik Belanda, akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang komperhensif yang menyatakan bahwa sumur tersebut memang milik Belanda, jika puing bangunan memang ada di sekitar sumur tersebut. 

Kemudian yang menjadi pertanyaan dalam benak ini adalah, pada era kolonialisme Belanda kegiatan eksplorasi gas alam sepertinya tidak dilakukan sebab fokus mereka adalah rempah-rempah, bukan eksplorasi penambangan gas.

Lalu bagaimana dengan warga yang terdampak, sebab jarak antara semburan gas yang disertai api tersebut kurang lebih 500m, maka aroma serta gemuruh yang ditimbulkan dari lumpur yang mendidih tersebut terdengar sampai ke pemukiman warga, terutama pada malam hari. 

Pada saat pertama kali gas itu keluar warga mendengar seperti suara ledakan, dan mereka mengatakannya "seperti suara pesawat jatuh." Memang semburan ini bukan yang pertama kali terjadi, pada awal Januari 2018 silam satu semburan lumpur muncul di tengah sawah.

Kemudian pada bulan-bulan berikutnya terdapat 150 titik semburan titik gas yang keluar, bahkan sampai di rumah warga sekitar, hingga kemudian banyak elit politik hingga bupati meninjau langsung tempat tersebut setelah warga melakukan demonstrasi ke kantor kecamatan Tukdana, dan setelah peninjauan yang dilakukan elit politik serta bupati tersebut, dengan tanggap PT. Pertamina dan bekerja sama dengan pihak terkait langsung menutup 150 titik semburan tersebut. Mungkin harus menunggu kunjungan dari elit politik serta pemangku kebijakan terlebih dahulu maka sebuah permasalahan segera ditangani. 

2018 semburan muncul di tengah sawah warga / Dokumen Pribadi
2018 semburan muncul di tengah sawah warga / Dokumen Pribadi
Warga tidak mengerti dengan struktur tanah dan jelas warga setempat tidak memiliki alat yang mumpuni dalam mendeteksi sebuah tanah, sehingga hal tersebut terus terulang sampai ini dituliskan. 

Untuk semburan yang terakhir ini, gas yang apinya sudah menyala warga sekitar semakin merasa cemas sebab semburan tersebut mudah terbakar sebab terdapat kandungan lower explosive limit (LEL) sebesar 22,3% dengan radius 5 meter, dan ini dilakukan pengecekan dilakukan oleh pihak PT. Pertamina menggunakan alat detektor gas Rae, kemudian pihak BPBD dan kepolisian telah memasang garis polisi namun pihak Pertamina mengatakan bahawa itu bukan sumur milik Pertamina sehingga dikatakan bahwa kobaran api di sumur eksplorasi minyak zaman Belanda tersebut, bukan milik PT Pertamina (Persero) EP (Eksplorasi dan Produksi), tapi disebut milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun