Mohon tunggu...
Ahnaf Rjd
Ahnaf Rjd Mohon Tunggu... Penulis - Penulis titik!

Isinya Random

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ramadan di Masa Pandemi Tetap dengan Baju Lebaran

19 Maret 2022   07:48 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungken lebaran ke kakek dan nenek- dokpri

Ramadan dua tahun terakhir, bersamaan dengan pandemi covid-19. Gerak kita menjadi terbatas, lebih banyak melewatkan waktu di rumah. Pesantren tempatku menuntut ilmu, memulangkan semua santri. Kemudian diberlakukan belajar dengan konsep baru, yaitu dengan daring atau dikenal dengan SFH (study from home).

Kita dituntut beradaptasi, dengan situasi dan kondisi yang berlangsung. Rasa sedih selalu muncul, mendapati jalanan diportal termasuk jalan ke masjid.  Dari toak terdengar pengumuman, masjid tidak mengadakan sholat berjamaah. Artinya, kegiatan bulan Ramadan (terpaksa) dikerjakan di rumah.

Sungguh, Ramadan yang sunyi. Dari sahur ke sahur, aku dan keluarga berkutat di rumah. Maka aku menyibukan diri, dengan target khatam Quran sekaligus murojaah. Sementara adik kesayangan, sibuk dengan tugas Ramadan dari guru kelas.

Kedua orangtuaku berjibaku, mengatur perputaran keuangan yang sedang diuji. Mengingat kerjaan ayah berangsur sepi, beliau bergerilya dengan segala job online. Sementara ibu menjadi reseller aneka makanan, sibuk mengambil dan mengantarkan pesanan.

Suasana pondok sebelum pandemi- koleksi pribadi
Suasana pondok sebelum pandemi- koleksi pribadi

Ramadan dengan banyak waktu di rumah, awalnya terasa canggung. Biasanya ada ngabuburit, buka puasa di masjid, jalan pagi lepas subuh, peringatan nuzulul quran, dan sebagainya. Di dua tahun belakangan tiada, bahkan takbiran dan sholat ied dikerjakan di rumah. Manusia dibekali dengan akal pekerti, niscaya bisa menyiasati setiap situasi. 

Ramadan dua tahun terakhir, keluargaku menegakkan sholat wajib dan tarawihnya berjamaah di rumah. Ayah mengaku bacaan surat quran tidak bagus, meminta aku menjadi imam. Aku menuruti dan mengambil hikmah, kesempatan untuk melancarkan lafal dan bacaan.

Ramadan saat pandemi, sangat menantang. Tetapi bukankah untuk menjadi teguh, kita musti melewati dan menaklukan segala cobaan?

Ramadan di Masa Pandemi Tetap dengan Baju Lebaran

Ramadan saat pandemi, mempengaruhi persiapan lebaran. Orangtuaku sedang erat mengikat pinggang, tidak memikirkan kue dan baju lebaran. Aku dan adik sangat paham, toh lebaran tanpa kue tidak mengurangi esensi. Dan sejak masuk baligh , aku tidak tertarik memakai baju lebaran.

Tetapi namanya rejeki, ada saja jalannya tak ada alasan menolak. Dua minggu sebelum lebaran, ayah mendapat kiriman parcel berisi kue lebaran. Bahkan lebih dari satu paket, sangat bisa untuk mengisi meja tamu. Ibu tampak gembira, mendapati nastar, kue putri salju, kukis siap ditata. 

Ada lagi yang unik, yaitu soal baju lebaran. Ayah yang aktif di medsos, ikut beberapa giveaway Ramadan di Instagram. Hadiahnya macam-macam, satu diantaranya baju muslim. Aku yang tidak tahu menau, hadiah baju koko untuk ayah dilimpahkan padaku - alhamdulillah.

Meski tidak biasa berbaju lebaran, tetap saja sesak menghimpit dada. Aku tersadar , sebegitu sayangnya ayah kepadaku. Di kemudian hari, giliran adik mendapat kejutan dari ayah.

Saya dengan sarung Al- Hazmi - dokpri
Saya dengan sarung Al- Hazmi - dokpri

Baju baru hadiah giveaway, bakalan melengkapi penampilanku dengan sarung Al Hazmi. Kebetulan aku sudah lama, memakai sarung khas Kudus Jawa Tengah ini untuk sholat. Motifnya unik dan anti mainstream, sangat keren dikenakan anak muda seusiaku.

Ramadan 2022, tinggal hitungan minggu saja. Sekarang kita diperbolehkan sholat di masjid, berkegiatan di luar rumah. Semoga lanjut ke sholat taraweh, tadarus, peringatan nuzulul quran, iqtikaf, dan kegiatan khas Ramadan lainnya.

Doa selalu kuhunjamkan, semoga kita semua disampaikan umur hingga bulan suci tiba- amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun