Mohon tunggu...
YUDIAR ARRASYID
YUDIAR ARRASYID Mohon Tunggu... Guru - Guru Kehidupan, Social Helper.

Tertarik pada bidang pendidikan, psikologi dan Parenting

Selanjutnya

Tutup

Diary

Andai Waktu Bisa Diulang Kembali

8 Februari 2023   07:57 Diperbarui: 8 Februari 2023   08:16 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu datang dan pergi. Hadir tanpa disadari dan terkadang lenyap juga tanpa disadari. Sejatinya dalam kehidupan ini, kita dianugerahi waktu. Waktu sama dengan kesempatan, dan kesempatan adalah nikmat terbesar yang dianugerahkan oleh Allah swt kepada kita. Orang barat menyebut waktu adalah uang (time is money), orang Arab menyebut waktu adalah pedang, hal itu tidak lain adalah karena berharganya waktu, sehingga jika disia-siakan sama artinya dengaan menyia-nyiakan uang atau harta. Barang siapa tidak menghargai waktu, maka ia tidak menghargai kebaikan, dan tidak akan mendapatkannya.

Waktu begitu berharga, dan Allah memerintahkan kita untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Rasullullah Saw juga menghimbau umatnya agar bisa mengharagai waktu dalam sabdanya: "ada dua kenikmatan yang membuat banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang"  (HR. Bukhari).

Hadis tersebut seakan memberi kita cambuk bahwa waktu senggang merupakan nikmat yang besar dari Allah, namun kerap dilalaikan dan diabaikan manusia. Selain itu, waktu juga bisa menjadi bencana jika kita tidak memanfaatkannya secara benar, layaknya sebuah pedang, jika tidak digunakan dengan benar, maka akan melukai orang lain, begitupun dengan waktu, jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, maka akan memberi kita kebahagiaan.

Dunia ini hanyalah terminal, sebagai tempat persinggahan kita dari tempat satu dengan tempat yang lainnya, dan kita akan meninggalkan terminal itu jika kita sudah sampai pada tempat tujuan kita. Hal itu menyadarkan kita bahwa, usia manusia itu sangatlah singkat dan terbatas. Mungkin kita terlalu angkuh jika tidak mengakui itu sebagai hamba yang dho'if bahwa kita datangnya dari Allah dan akan kembali pada-Nya, masih pantaskah kita lalai dan mengabaikan fitrah kita sebagai ciptaan tuhan yang lemah dan tak berdaya, dengan memanfaatkan waktu kita dengan hal yang tidak bernilai. Karena dalam dimensi waktu tersimpan sejuta kesempatan yang harus diisi dengan keseimbangan kebutuhan, baik jasmani atau rohani, ataupun dunia maupun akhirat.

Dalam hal ini, Rasulullah Saw. Bersabda "Seorang mukmin belum mengerti hakikat iman, hingga terasa baginya bahwa waktu yang dipunya lebih berharga dari segala harta". HR. Ibnu Mas'ud. Demikianlah, jangan pernah menyia-nyiakan waktu dan hidup anda, semoga kita selalu dalam keistiqomahan dalam menginvestasikan waktu kita pada hal-hal yang bermanfaat, menuju kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun