Mohon tunggu...
Ahmad Winarso
Ahmad Winarso Mohon Tunggu... -

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ajaib, Relawan Jokowi Jadi Duta Besar Indonesia

21 Agustus 2015   12:59 Diperbarui: 21 Agustus 2015   12:59 4238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Publik dihebohkan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang mencalonkan sejumlah relawannya saat kampanye Pilpres 2014 menjadi  Duta Besar Republik Indonesia. Hal ini jelas menimbulkan berbagai pertanyaan dan tanggapan miring dari berbagai kalangan masyarakat.

Seperti diketahui, jabatan Duta Besar merupakan puncak karir seorang diplomat dan harus ditempuh dengan perjuangan berpuluh tahun mengabdi kepada negara. Seorang diplomat ditunjuk negara untuk melakukan diplomasi dengan negara lain atau organisasi internasional. Bukan hanya asal-asalan orang saja. Tidak semua orang mampu menjadi seorang diplomat, apalagi untuk menjadi seorang Duta Besar.

Menlu Retno Lestari Marsudi mendapatkan "kado istimewa" dari Jokowi berupa daftar nama 33 calon Duta Besar RI, 19 Agustus lalu. Dari daftar itu, 33%-nya adalah anggota tim relawan Jokowi saat pilpres tahun 2014 lalu.

Kok bisa ?? Mungkin pertanyaan itulah yang kini sedang nakal dalam pikiran kita.

Memang tidak ada aturan tertulis mengenai pengangkatan relawan politik untuk menjadi calon duta besar. Akan tetapi dalam penunjukannya harus melihat aspek-aspek tertentu. Presiden harus mampu melihat profesionalisme, kapabilitas dan pengalaman. Dubes bukan hanya asal menunjuk dan mengangkat saja.

    Berikut nama-nama calon Dubes yang diusulkan Jokowi ke DPR :

  1. Hasan Bagis, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab
  2. Safira Machrusah, Alffer, Aljazira
  3. Bambang Antarikso, Baghdad, Irak
  4. Husnan Bey Fananie, Baku, Azerbaijan
  5. Ahmad Rusdi, Bangkok, Thailand
  6. Yuri Octavian Thamrin, Brussel, Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
  7. Helmy Fauzi, Kairo, Mesir
  8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng, Caracas, Venezuela
  9. Mansyur Pangeran, Dakar, Senegal
  10. I Gusti Agung Wesaka Puja, Den Haag, Belanda merangkap OPCW
  11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, Doha, Qatar
  12. Ibnu Hadi, Hanoi, Vietnam
  13. Alfred Tanduk Palembangan, Havana, Kuba
  14. Wiwiek Setyawati Firman, Helsinski, Finlandia
  15. Iwan Suyudhie Amri, Islamabad, Pakistan
  16. Muhammad Ibnu Said, Kopenhagen, Denmark
  17. Rizal Sukma, London untuk Inggris dan Irlandia
  18. Tito Dos Santos Baptista, Maputo, Mozambique
  19. Mohammad Wahid Supriyadi, Moscow, Rusia
  20. Musthofa Taufik Abdul Latif, Muscat, Oman
  21. R Soehardjono Sastromihardjo, Nairobi, Kenya
  22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso, Panama City, Panama
  23. Dian Triansyah Djani, New York untuk utusan tetap PBB
  24. Diennaryati Tjokrisuprihatono, Quito, Ekuador
  25. Agus Maftuh Abegebriel, Riyadh, Arab Saudi
  26. Amelia Achmad Yani, Sarajevo, Bosnia-Herzegovina
  27. I Gede Ngurah Swajaya, Singapura
  28. Sri Astarai Rasjid, Sofia, Bulgaria
  29. R Bagas Hapsoro, Stockholm, Swedia
  30. Octaviano Alimudin, Tehran, Iran
  31. Antonius Agus Sriyono, Vatican
  32. Eddy Basuki, Windhoek, Namibia
  33. Alexander Litaay, Zagreb, Kroasi

Keputusan Presiden mengangkat relawan timsesnya ini sangatlah ajaib. Bagaimana mungkin seorang relawan timses mampu menjadi dubes tanpa mempunyai kemampuan dan background yang meyakinkan ?? Mau jadi apa dubes ini ?? Mau dibawa kemana nantinya negara yang kita cintai ini dan bagaimana nasib negara ini di mata internasional bila dubesnya ditunjuk secara asal-asalan ?? Jelas ini sangatlah ajaib dan diluar nalar kita. Keajaiban ini bisa saja sebagai simbol tanda “Balas Budi” Jokowi kepada relawan yang telah mensukseskan dirinya untuk menjadi Presiden.

Sebagai contoh balas budi Jokowi adalah pengangkatan Sri Astarai Rasjid yang ditunjuk  sebagai dubes di Bulgaria. Dia merupakan seorang pelukis yang sama sekali tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat pemerintahan. Parahnya, dia tercatat pernah melakukan tindakan kriminal penipuan berupa penjualan rumahnya di jalan Teuku Umar 63 Jakarta Pusat. Apakah layak orang yang tidak memiliki background politik dan mempunyai catatan kriminal menjadi dubes RI ??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun