Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

-------------------- Meaning it!,

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Di Udik!": Dinasti-Dinasti yang Satu Berbeda Satu Sama Lain pada Ruang Demokrasi Kita

16 Januari 2024   12:35 Diperbarui: 16 Januari 2024   13:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Di udik!" : DINASTI-DINASTI YANG BERBEDA SATU AAMA LAIN -PADA RUANG DEMOKRASI KITA.

Belakangan satu cara pandang tentang dinasti atau monarki kekuasaan kemudian menjadi isu miring tetang penegasian konyeks demokrasi sebagai suatu patronase state. Dalam sikap kejelasan moralitas tersebut bagi tradisi pada transisi mengusung dan menuju ide tentang independensi, semisalnya, oligarki atau nominal state yang berdasarkan relasi kekluargaan sebagai asas dasar dari hirakis keuasaan tentu saja saat ini lebih merupakan era dimana sikap sedemikian merupakan suatu aransemen dalam suatu rule model dalam anak tangga dan jenjang kekuasaan teetentu saja

 Di bandingkan peneyelenggaraan nilai lenegaraan sebagai moritas bwrsama yang mengakomodasi hajat dan lepentingan bersama, secara tepat dalam kapasitaanya.  Oligarki adalah momentum dimana, interpreataai kekuasaan adalah hak yabg menjadi privat dan tsrbatas, dalam ruang lingkup yang paramwternya privat. Dal kontibusi pokoknya menyoal meyoal dikotomi kekuasaan dan alat kekuasaan menjamin hak privat dan memeberi sokongan batasan yang jelas dan yegas bagi area yang dirumuskan sebagai ruang publik. Idom oligarki memamng tidak seharuanya masuk dalam ranah kepanitan yang memefasilitasi hajat publik sebagai parameter state, dalam statement, demokrasi dimana negara dan kemuasaan bertitik tumou pada sumberdaya rakyat yang kemjdian dapat juga di terjahkan padanannya sebagai publik sebagai hal yang identik.

Negara yang dalam preaentaae publik dan wilayah plrivilasi diplomatiknya, yang swdikit banyaknya tentu saja memimiliki cara pandang dalam melindungi hak, dan hal-hal yang sebemarnya adalah oligarkia dalam pengertian privaai atau privat dalam batasan dan kebutuhan yang tepat secara proporsional dalam bentuk ide-ide tebtang preseden pendidikan d i ranah keluarga semusalnya saja atau juga penyerlengaraan bantuan-bantuan terhadap cikal dari sumberdaya dalam peralihan suatu keluaraga dan keyuruanannya menjadi mandiri dlaam kedudkuan dalam skup dan ruang lingkup sosial mengambil tanggung jawab konsekuensi sosialnya secara mandiri.

Dalam persoalan ini lemudian negara yang mana yang mengatur sistem kekuasan tertinghinya menjadi privat? Dqlam unywraksi diluar kapasiyas yang menacau pada persoalan privat twrsebut, sebagai klaritasnya?

Ya mungkin saja dinasti monarki negara oligarkis Wakanda misalnya. Dan seputrar gosip-gosip kekuasana yangm lainnya. Mungkin setidak-tidaknya bukanlah Indonesia sebagai patron sistem demokrasi nasional dan kepemimpinanan nasional secara independen dan merdeka, yang lebih mengedepankan dan memprioritaskan asas dari hajat orang banyak atau kepentingan yang majemuk dengan simbol pengertian tetang rakyat.

Sehingga dikotomi persialan yang dinilai sebagai suatu ma'lumat pwritkwa yang dalam ryang lingkup perbedaan kapasitas ywrsebut sebagia metrum selakyaknya di eleminasi dlaam skema yang yentunya dapat ditinjaunsecara klariyas bwraamaan dwngan asas ywrsebut secara ituitif dan kelembagaannya mengakomodir ruang bagi hak dan kewajiban akan idiom daei ikon yang dimakaud sebagai sistem atau pengertian privasi twrsebut.

Yabg sebagai tawar menawarnya tebtunya saja, parqmeywr dari barometer politiknya beroirientasi pada simpul pengertian tentang realitas sistemik dari implementasi kenyataannya dibhadapan keragaman kita hati ini sebagai sumbersadaya publik state of demokrasi yabg caukpannya meluas di aeluruh  negara-negara yang secara diplomatik memakai kerangka sistem dalam term poltik inu sebagai asas bersama dan menyebutkan negara sebagai simbol dari konstelaai integritas nasional yang sebenar-benatnya.

Arbitrase nilai politik dalam sumberdaya nilai dan asas yang inheren.

Gimik kekuasan yabg otentik sebagai diktator atau sebagai inteprestasi dari sikap bermusyawarah. Sejquh mana tawar menawar sebagai jaminan pada ruangbitem yang diselenggarakan apakah sebagai suatu kesepakatan dalam melibatkan hajat bersama atau nilai yang sifatnya lebih privat, sebagai hajat sendiri dan pwrsonal individu. -

Bahwa sejauh ini bias dianyara pengrtian nilai yang masuk dalam kerangka sosiologis. Dimana bagian dari suatu kelompok masyarkat dan juga group-group sosial yang sdcara adil yerdiri dari unit dari unitisasi individu-individu di dalamnya yang miliki perbedaan dalam segala nilai asas, asasi dan kebutuhan serya kecendirngan segaai gaya hidupnya. Untuk merdeka secaravtidak terpaksa mengambil kapasiyas yang tidak tepat secara fungsional di luar kepentingan yang sudah semestinya yidak yerkontamisasi akan khalayak yang kapasitasnya di luar pengertian akan nilai kepentingan dan kebutuhan dalam dimenaiblersoaln teraebut.

Maka kehadiran dan abstain suatu moai dari indibidu di perlukan dalam lapasitas yang tepat untuk dapat dibatasi dalam berbagai skema dan termasuk informasinya, yang jika tidak tepwat secara terua menerus merupakn tindak pelanggaran yang harus diberikan sangsi secara aktif untuk memeberi rehabjlitasi dan pengajaran serta pendidikan yerarah yerkait pokok persoalan yang yerkait. Ubyuk dapatenhakses kebijakan yang twrkait dengab kapasitas proposisi pemahaman akan pendidikan dan pematangan akan halbtersebut sebagi sesuatu yang  bisa di lihat secara utuh dan keseluruan dalam kontekatialisasinya, sebagai fukungan bagi subjek yang tepat dalam rekondiai-rekondisional kepantingan di tengah-tengah nilqi yabg tidak inhwren dan bersmaan dengan hal yeraebut ubtuk dapay dieleminasi dalam skuo objektif yang memadai. - sehingga tidak menyalahi atrutur slsial yang emjadi tompang katrna kritirea masalah yang berada di luar koridor yang tidak sama sekali twrhubung terkecuali habya dalam batas yabg mengikis subtanai dari esenai persialan demikrasi hari ini
 Sebagai citra yang keropos, oleh nilau yang tergwrus dalam proporsi-propisri yangvtidak tepat tersebut.

B. Lampung, 2024.
A. W. al-faiz.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun