Mohon tunggu...
ahmad syaihu
ahmad syaihu Mohon Tunggu... Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan membagikan tulisan kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Penjual Pangsit Mie Berkeliling Mencari Tuhan

19 November 2022   19:45 Diperbarui: 19 November 2022   19:46 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                         Ilustrasi gambar penjual Mie Ayam keliling (foto : Jogjamakanterus.com)

Cak Di, panggilan akrab Sukadi penjual pangsit mie keliling dengan gerobak yang selalu berkeliling mencari pelanggan sekaligus mencari jati diri dan mencari Tuhan yang sudah lama tak pernah ia datangi. Suatu ketika Cak Di mampir di Pondok Pesantren yang diasuh oleh Ustadz Sokhib yang merupakan alumni Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang.

"Pak Ustadz, kenapa ya saya kok merasa susah dan penuh masalah. Cari rizki sulit, jualan juga susah dapat pembeli, pokoknya amburadul hidup saya. "Saya juga merasa jenuh dengan hidup saya yang beginibegini aja..! Terasa hambar, tak ada arahnya, dan tak ada nikmatnya. Bosan saya Ustadz. Saya ingin bahagia tapi kenapa susah sekali ya?" katanya seperti berputus asa.

"Oooo..! Mungkin saat ini Allah SWT juga lagi bosan dengan sampeyan." Kata Ustadz Sokhib.

"Hahh! Allah SWT bosan dengan saya ? Maksudnya bagaimana Ustadz?" tanya Cak Di si pedagang Mie  keliling heran

"Mungkin Allah SWT capek mencari sampeyan Cak, Sebab dicari ke sana kemari tapi sampeyan tak pernah ditemukan."

Setelah berhenti sejenak, Ustadz tersebut melanjutkan, "Sampeyan dicari oleh Allah SWT diantara kumpulan orang yang salat berjamaah di masjid, tidak ada. 

Dicari diantara kumpulan ahli sholat DHUHA, sampeyan juga tak ada. Dicari diantara kumpulan TAHAJJUD juga tak ada. Dicari diantara kumpulan PUASA Sunah ya sama sekali tidak ada. Dicari diantara kumpulan SEDEKAH juga tak kelihatan batang hidungmu. Dicari diantara kumpulan TADARUSAN Qur'an, sampeyan juga tak nampak di sana. Dicari diantara kumpulan orangorang yang UMROH, niat pun sampeyan tidak punya," lanjut Ustad.

Cak Di, pedagang Mie keliling itu diam menunduk, ia merasa seperti ada sesuatu yang menohok relung hatinya.

Pak Ustadz melanjutkan...

"Sampeyan dicari Allah SWT diantara orangorang yang tepat waktu SALATNYA, sampeyan juga tak ada. Malah salat sampeyan kerjakan paling belakang dibanding aktivitas lainnya. Memangnya siapa yang ngasih waktu dan umur pada sampeyan?? nasihat Ustadz.

Kemudian ustadz melanjutkan...

"Dicari diantara Ahli SHOLAWAT pun tak ada. Dicari diantara yang MENUNTUT ILMU (agama/pengajian/ta'lim), Ya sama sekali tidak ada! Dicari diantara orang yang mengamalkan dan menegakkan SILATURRAHIM, sampeyan tidak ada juga sampeyan sok sibuk... sok repot... ngutakngatik yg kurang manfaat. Terus Allah SWT mau mencari sampeyan di mana lagi? Coba sampeyan beritahu..!" tambah Ustadz Sokhib.

Cak Di terdiam. Tangannya yang sejak tadi membuatkan pesanan pangsit mie pak Ustadz mendadak berhenti

"Bicaralah... Ayo ngomong, jangan diam aja sekarang', "ucap Pak Ustadz Sokhib.

Maka menangislah Cak Di, sambil mengusap air matanya yang bercucuran, seperti cucuran air hujan yang meresap lewat genteng bocor, ia lalu berkalikali mengucapkan istighfar.

"Astagfirullahaladzim ya Allah Ustadz....saya tobat    saya sadar. Bahwa selama ini saya sudah meninggalkan Allah SWT, sudah jarang melaksanakan perintahNya, jarang ke masjid untuk salat berjamaah, jarang menghadiri pengajian, jarang bersilaturrahmi dengan tetangga juga dengan saudara," kata Cak Di menyesal.

"Bertobat dan menyesal pada Allah, Cak Di, jangan mengulangi lagi, dan bejanji untuk selalu dekat pada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan mendekati sampeyan, Cak," kata pak Ustadz

"Iya Pak Ustadz, terima kasih telah mengingatkan saya, saya akan berubah, mulai sekarang," kata Cak Di

"Hidup itu sederhana, Cak, kalau kita memprioritaskan Allah SWT..., Dia pun pasti memprioritaskan kita." Kata pak Ustad, sambil menyerahkan uang puluhan ribu untuk pesanan dua mangkok pangsit mie bikinan Cak Di.

"Makasih pak Ustadz, atas rezeki dan pencerahannya," kata Cak Di sambil bergegas menuju tempat wudhu Pondok untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat Asar yang sudah sangat lama tidak dilakukaannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun