Saya dan teman-teman tersenyum, tertawa bersama melupakan kesedihan akibat tidak bisa mudik lebaran.Â
"Alhamdulillah, akhirnya kita bisa merasakan hangatnya keluarga, meski di perantauan," ujar kawanku.
Berikutnya, saya bergegas ke rumah pimpinan yang kebetulan juga mengajak kami berkunjung ke rumahnya. Aneka hidangan khas lebaran telah tersedia di atas meja, seperti ketupat, kemudian rendang. Nikmat sekali. Makan beramai-ramai.
Kesedihan yang saya rasakan di malam takbiran dan pagi hari raya idul fitri sedikit terobati dengan hangatnya teman-teman kantor sesama perantau yang juga tidak bisa mudik akibat pandemi Covid-19.Â
Ini cerita singkat lebaranku di perantauan, bagaimana denganmu kawan?.Â