Mohon tunggu...
Ahmad Sahudin
Ahmad Sahudin Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 2 Sekotong Timur
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang guru yang suka mengekspresikan diri dengan foto-foto dan jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Positif Membuat Kesepakatan Kelas

4 Juli 2022   20:14 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:23 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUDAYA POSITIF MEMBUAT KESEPAKATAN KELAS

A. LATAR BELAKANG

Budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu lama yang bertahan pada keseharian seluruh komponen sekolah. 

Jika menyukai budaya positif di sekolah, maka bisa diurai sebagai nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang dapat berpihak pada murid agar murid berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh rasa hormat dan bertanggung jawab.

Adapun peran sekolah antara lain membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku yang sesuai. Untuk mendapatkan sebuah perubahan, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas sekolah. 

Sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan sekolah, serta membekali mereka dengan informasi dan alat untuk mempraktikkan disiplin positif di rumah. Dalam membudayakan budaya positif di sekolah, guru memegang peranan penting, guru hendaknya memiliki strategi, cara yang efektif dan tepat untuk mewujudkan budaya baik kelas maupun sekolah. 

Selain itu, pemahaman akan disiplin positif juga diperlukan karena sebagai pamong, guru diharapkan dapat mengarahkan murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab yang dalam hal ini guru dapat melaksanakan fungsi ganda yaitu sebagai posisi kontrol dan disiplin positif yang menjadi landasan dari budaya positif.

Salah satu budaya positif yang dapat diterapkan di kelas atau sekolah adalah kesepakatan kelas. Anak-anak memiliki kepemilikan (rasa memiliki) terhadap aturan yang dibuat sendiri, jika melanggar kesepakatan tersebut tidak melanggar aturan yang dibuat oleh orang lain yang melanggar komitmen diri sendiri, dan hal ini menjadi kekuatan tersendiri dalam diri anak untuk patuh dan taat pada kesepakatan yang telah dibuat.

B. TUJUAN AKSI NYATA

Adapaun tujuan aksi nyata yang dilakukan calon guru penggerak yaitu:

  1. Menumbuhkembangkan budaya positif membuat kesepakatan kelas.
  2. Melatih semua warga sekolah terutama kelas untuk selalu mengedepankan kesepakatan bersama dalam berbagai hal positif.
  3. Agar murid, guru, dan seluruh warga sekolah selalu membuat kesepakatan kelas sehingga apa yang dibuat dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Konsep Budaya Positif ini sejalan dengan pemikiran Kihajar Dewantara. Beliau mengisaratkan bahwa "Adapun tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya" Sebagai pendidik, kita harus mempersiapkan murid di masa depan untuk menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. Pendidik sebagai pamong yaitu "menuntun" atau memberikan "tuntunan" agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Anak yang diberi, namun perlu kebebasan dan agar anak tidak kehilangan kebebasan arah dan membahayakan dirinya. Untuk memastikan cita-cita seorang guru dapat terwujud, maka penting bagi seorang guru memiliki visi menjadi guru seperti apa di masa depan yang tentunya visi itu harus berpihak kepada murid.

D. HASIL AKSI NYATA

Dalam kegiatan aksi nyata ini hasil yang didapat dalam penerapan budaya positif di sekolah adalah kesepakatan kelas yang dibuat oleh siswa dengan bantuan pertanayaan pemantik dari guru. Adapun kesepakatan kelas yang dihasilkan sebagai berikut.

  1. Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
  2. Disiplin waktu.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.
  4. Saling bekerjasama dalam hal-hal yang bersifat positif/baik.
  5. Menolong teman yang kena musibah.
  6. Meminta izin bila ada keperluan saat belajar di dalam kelas.

E. RENCANA PERBAIKAN

Dalam pembentukan budaya positif melalui kesepakatan kelas tentu tidak mudah menerapkannya karena di masa pandemi ini sekolah kami belum melakukan pembelajaran secara tatap muka. Adapun kesepakatan kelas kami buat bersama dengan anak tentunya dengan menerapkan protocol kesehatan. 

Saya yakin bahwa kesepakatan kelas yang saya buat ini masih perlu untuk diadakan perbaikan-perbaikan mengingat baru pertama ini saya buat dan siswa alami. Ke depan setelah masuk sekolah kembali, saya akan terus melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan kesepakatan kelas.

F. DOKUMENTASI KEGIATAN

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun