Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Enam Bulan Sebelum Wafat, Tidak Keluar Rumah

11 Maret 2022   21:37 Diperbarui: 11 Maret 2022   21:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Almarhum Burujerdi, seorang 'alim dan arif. Enam bulan sebelum wafat, ia tidak keluar untuk mengajar seperti biasanya. Tidak keluar rumah. Bahkan tidak seorang pun diizinkan menjumpainya.

Setelah wafat, seorang murid bertanya kepada putra Almarhum Burujerdi: "Mengapa ayahmu tidak mengajar selama enam bulan ini, apakah beliau sakit?"

Putra beliau menjawab: "Ayahku tidak sakit. Akan tetapi enam bulan lalu ayahku bermimpi. Dalam mimpinya ia berada di padang Mahsyar, padang yang begitu dahsyat dan mencekam. Begitu banyaknya manusia dengan aneka ragam bentuk yang tidak pernah ia saksikan sebelumnya.

Ayahku kemudian berkata: Aku menyaksikan seorang malaikat dengan wujud yang menakutkan dan mencekam, ia bertanya kepadaku: Golongan apa engkau? Sebelum aku menjawab tiba-tiba seluruh bagian tubuhku berbicara: Aku adalah Ulama. Mulailah ia bertanya padaku tentang semua hal, kepada siapa aku ajarkan ilmuku, mengapa aku belum mengamalkan apa yang aku ajarkan, mengapa aku belum mempelajari beragam buku yang aku miliki, mengapa aku menulis ini dan itu. Semuanya ditanya dariku sehingga aku tak berdaya apa pun dan merasa diriku masuk golongan celaka. Karena mimpi itulah ayahku ingin menutupi segala kekurangannya dan menutup dirinya dari segala sesuatu selama enam bulan ini." 

Dari kisah tersebut, betapa berada dalam kesadaran yang tinggi sang ulama Burujerdi. Betapa menohok diri saya, yang sejak sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi belajar. Belajar segala ilmu dan pengetahuan umum, bahkan agama. Belum lagi menimba ilmu dari ceramah ustadz di masjid dan online. Betapa banyak pengetahuan yang sampai pada diri ini. Namun, betapa akan berat diri ini dihadapan mahkamah Ilahi saat urusan ilmu saja dipertanyakan, apalagi hidup dengan segala aneka warnanya.

Ya Robbana.... Ampuni diri ini atas segala ilmu dan pengetahuan yang belum disebar luaskan. Betapa malas diri untuk gerak berbagi ilmu. Betapa takut luar biasa atas yang dimiliki diri ini saat berada pada masa pertimbangan kelak. Semoga Allah memberikan kesempatan bagi kita semua untuk memperbaiki mizan kita masing-masing. ***  (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun