Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ulasan Buku "Studi Komparatif buku MMPSI"

28 Juni 2020   06:52 Diperbarui: 30 Juni 2020   14:20 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya kembali menulis ulasan buku. Masih tentang agama. Tampaknya isu yang tak akan habis dibahas dan selalu asyik dikupas. Saya perhatikan kini lagi ramai diskusi filsafat, agama, dan sains. Hubungan ketiganya memang menarik dan asyik dibaca. Untuk yang bisa tahan baca argumentasi yang panjang, bisa menikmati bacaan filsafat dan sains serta agama dari para pakar. Saya tak tahan lama baca yang begitu, sehingga kadang saya cukup baca yang ikhtisar saja. Atau baca scanning saja untuk pergolakan sains dan agama kemudian filsafat.

Model baca scanning saya terapkan juga pada buku yang dari tema sudah sering dibaca atau karya yang bukan ahli yang menulisnya. Kali ini juga saya buat tulisan ini dari scanning dalam waktu kurang dari satu hari. Ini dia bukunya saya ulas berikut ini.

Sekadar diketahui buku Studi Komparatif Buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia (MMPSI) ini terbit tahun 2014 oleh Penerbit Titisan Jakarta. Dapat ditebak buku ini memberikan kajian perbandingan tentang Syiah yang tercantum pada buku MMPSI  yang mengatasnamakan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Buku MMPSI ini pernah dibagikan gratis pada sejumlah tempat pengajian di Bandung.

Saya beli buku Studi Komparatif (pada) Buku MMPSI ini sudah sekira empat tahun. Baru kali ini dibaca. Saya juga sudah membaca buku produk oknum yang dibahas pada buku ini. Sebelum buku ini dibaca, ada tanggapan dari ormas Ahlulbait Indonesia dalam bentuk buku berjudul "Syiah Menurut Syiah" yang diberi kata sambut oleh Menteri Agama Lukman Saefuddin. Tentu saja saya gembira dengan hadirnya buku-buku yang merespons buku karya oknum tersebut. Buku dibalas dengan buku. Dan ini sangat bagus untuk perkembangan intelektual Muslim Indonesia.

Langsung saja, buku Studi Komparatif Buku MMPSI ini dibuka dengan pengantar dan pendahuluan (dari penulis yang lagi-lagi tidak muncul namanya). Saya baca dari halaman 7 sampai 35. Isinya ayat Alquran seputar kriteria benar dan menerangkan yang seharusnya dilakukan oleh MUI. Di dalamnya bertaburan ayat Alquran dan menegaskan posisi otoritas keagamaan.

Selanjutnya buku Studi Komparatif ini menguraikan asal muasal kata Syiah dari Alquran dan riwayat hadis, dari kalangan ulama dengan disajikan kutipan dari kitab yang dikutip. Pembahasan yang tercantum meliputi Rafidhah, orisinalitas Alquran, takfir sahabat, hadis Ghadir Khum, kedudukan Imam Syiah, nikah mut'ah, Syiah di Indonesia, pernyataan tokoh Islam Indonesia tentang Syiah bagian dari Islam, lampiran fatwa Syaikh Akbar Mahmud Syaltut dan teks deklarasi Amman kemudian fatwa Syaikh Said Abdul Hafiz Al-Hijjawi (mufti Jordania), dan buku ini diakhiri dengan daftar pustaka sejumlah 148 kitab.

Setelah membolak balik cari informasi yang baru dalam buku tersebut, saya tidak menemukan argumen yang segar atau rujukan baru dari uraian yang tersaji. Misalnya kajian ilmiah (teologi) konsepsi ushuluddin dalam Syiah beserta dalilnya tidak dibahas. Dan saya renungkan sebentar, ya seperti dalam pengantar karya Tim Peneliti Nusantara ini hanya bahan bandingan saja dengan buku karya oknum yang mengatasnamakan MUI.

Menurut saya bahwa selayaknya buku disusun dengan standar dan sistematika yang baik. Saya kira buku Studi Komparatif ini hadir secara terburu-buru sehingga beberapa penempatan rujukan dan uraian buku lebih dominan cuplikan riwayat. Sehingga pembaca hanya dapat informasi saja seputar riwayat yang mengukuhkan Ali bin Abu Thalib ra sebagai imam dan Syiah sebagai mazhab yang benar.

Konstruksi pemikiran, dalam ini respons atas buku, selayaknya menggunakan argumentasi nalar yang didukung nash. Kemudian dari aspek bahasa dan penyajian rangkaian kalimat tampak kaku. Tidak mengalir. Saya yang membaca buku ini merasa "pegal" mata dan tidak menggerakkan diri saya untuk terus melanjutkan membaca secara runut dari awal sampai akhir.

Karena itu, saat membaca buku Studi Komparatif MMPSI ini, saya hanya scanning saja atas kandungan gagasan pokok dan mencari informasi yang memang baru atau belum diketahui dari buku lainnya. Namun, yang saya temukan hanya perulangan. Sayang sekali dana dan energi yang keluar hanya untuk mengulang-ulang sejumlah informasi yang tersaji dalam buku-buku lainnya. *** (AHMAD sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun