Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengikat Makna dari Buku Flow di Era Sosmed

27 Desember 2018   06:18 Diperbarui: 27 Desember 2018   06:48 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya membaca buku "Flow di Era Socmed" karya Hernowo Hasim. Beliau kini almarhum. Beliau meninggalkan karya seputar literasi dan pengembangan penerbitan. Gagasannya yang terkenal dari Pak Hernowo, yaitu mengikat makna.

Alhamdulillah lebih dari tiga kali bertemu dan sempat diskusi tentang tulis menulis. Bahkan pernah satu kelas dalam kajian tafsir Al-Quran di Lembaga Pembinaan Ilmu-ilmu Islam (LPII) Muthahhari Bandung.

Kalau melihat almarhum,  tampak menerapkan satu dari empat unsur komunikasi, yaitu listening (menyimak) dengan serius pada materi yang disampaikan   Al-Ustadz. Pernah berniat ingin menuliskan ulang hasil kajian tafsir, tetapi diurungkan karena tidak mengerti dengan istilah Arab yang dikupas oleh Al-Ustadz.

Sekira tiga bulan lalu saya main ke Mizan untuk mencari buku. Dan buku Flow di Era Socmed dijual dengan harga cukup murah sehingga saya beli. Baru tiga hari lalu saya baca dan tuntas.

Tulisannya ringan, sistematis, dan pilihan kata beserta kalimat enak dibaca. Ini mungkin maksud buku bergizi. Juga konten yang dibahas merupakan keahliannya, yaitu literasi dan motivasi perbukuan. Itu pula masuk kategori buku bergizi karena ditulis oleh ahlinya sehingga penyesatan informasi akan terhindar. Begitu pun kaidah perbukuan dipenuhi dengan sangat baik dan kemasannya enak dilihat.

Buku karya Hernowo ini memusatkan pada kecakapan komunikasi terdiri reading, listening, speaking, dan writing. Reading dan listening  merupakan proses mengisi diri dengan asupan gizi berupa ilmu pengetahuan dan informasi yang mencerahkan jiwa. Sedangkan speaking dan writing adalah bagian ekspresi sebagai upaya mengeluarkan atau berbagi dengan orang lain. Bisa dikatakan fungsi sosial dari kerja intelektual dan literasi, yaitu berbagi pengalaman dan pengetahuan.

Di antara gagasan Pak Hernowo yang menarik adalah menulis mengalir tanpa beban (free writing). Menulis saja yang ingin dikeluarkan tanpa menyoalkan kaidah bahasa atau sistematika ide. Semakin sering menuangkan gagasan, maka akan semakin terampil dalam berkomunikasi. Kecakapan berkomunikasi bisa dilatih dengan cara menuangkan pikiran dalam tulisan atau dengan berbicara sendiri yang direkam dengan HP atau alat rekam. Kemudian didengarkan ulang dan dicoba lagi sampai sempurna dari ujaran kata dan kalimat dalam komunikasi.

Kemudian yang penting dari Pak Hernowo ini semangat literasi. Di zaman now ini sangat jarang orang tertarik dengan buku. Sangat jarang orang bertahan membaca buku sampai tuntas.

Dalam membaca buku, bagi yang merasa berat, bisa dilakukan dengan cara ngemil: sedikit demi sedikit dan direnungkan isi dari yang dibacanya. Selanjutnya diikat makna (pelajaran dan hikmah) dari lembaran buku yang dibaca melalui writing, yang kemudian share di media sosial agar orang bisa ikut mendapatkan pencerahan dari buku.

Itu saja yang bisa saya share atas bacaan dari buku Flow di Era Socmed karya Hernowo Hasim ini. Semoga ada makna yang bisa diambil oleh pembaca. Hatur nuhun. *** (ahmad sahidin, alumni UIN Bandung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun