Namun, siapa yang bisa menjamin para anggota ISIS yang telah menyatakan keluar dari Indonesia dengan membakar paspor itu tidak menebar teror dan melakukan propaganda radikalisme?
Mari kita jeli. Mana yang benar-benar mengedepankan kemanusiaan dan mana yang hanya mengatasnamakan kemanusiaan. Mari belajar dari kasus bom yang terjadi di Indonesia sebelumnya. Pelku terorisme tidak hanya didominasi para laki-laki, tapi juga pernah ada kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
Ini merupakan bukti bahwa mereka tidak pernah mengedepankan kemanusiaan. Lantas, ketika mereka terlunta-lunta di negeri orang dan ingin pulang ke Indonesia, membangun opini atas nama kemanusiaan? Semoga kejadian ini bisa jadi pembelajaran dan renungan bersama.