Banyak pihak tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun politik. Di tahun inilah, kepentingan politik begitu kuat. Banyak partai politik berusaha menduduki kursi kekuasaan. Dan banyak oknum yang ingin memanfaatkan tahun politik ini, untuk mengganggu kenyamanan, keamanan dan kerukunan yang selama ini telah terjalin dengan baik. Tahun politik juga telah mengundang para penyebar kebencian keluar dari sarangnya. Tahun politik tidak hanya sebatas pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin lokal, tapi juga menjadi ajang pertaruhan bagi para pemburu kekuasaan, untuk bisa menduduki kursi kekuasaan hingga lima tahun kedepan.
Dibalik hingar bingar perebutan kursi kekuasaan ini, muncul keinginan yang tidak baik dari sebagian orang. Keinginan yang tidak baik itu diantaranya adalah menyebarkan berita bohong yang ditujukan untuk pasangan calon, ataupun masyarakat. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang menghembuskan sentimen SARA seperti yang terjadi di pilkada DKI beberapa waktu lalu. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang terprovokasi dan saling membenci antar sesama. Namun, jika masyarakat membekali dirinya dengan informasi yang valid, dan selalu melakukan cek dan ricek sebelum mencerna informasi, tentu tidak akan terjadi yang namanya provokasi dan saling mencaci antar sesama.
Caci maki dan ujaran kebencian ini memang telah menyebar melalui media sosial. Melalui media inilah, segala bentuk caci dan informasi menyesatkan itu menyebar ke seluruh elemen masyarakat. Jika pola piker mereka telah terpengaruh di dunia maya, giliran perilaku nya yang terpengaruh di dunia nyata. Setiap ucapan dan perilakunya selalu diselimuti bibit yang intoleran. Dan asal tahu saja, intoleransi ini merupakan dasar dari radikalisme dan terorisme. Barang siapa sudah menyimpan dan memelihara bibit intoleransi dalam dirinya, maka dia akan lebih dekat pada pengaruh radikalisme dan terorisme.
Maraknya provokasi di media social, harusnya menjadi kekhawatiran bagi kita semua. Mari kita bersihkan media social dari segala pengaruh buruk. Harapannya, generasi milenial tidak mudah menjadi generasi pemarah, yang mudah mencaci orang lain hanya karena terprovokasi oleh informasi hoax. Generasi milenial harus mampu menjadi generasi yang teliti, jeli, dan cerdas. Hanya dengan kecerdasanlah, kita bisa mencerna apakah informasi tersebut betul atau tidak. Dan hanya dengan kecerdasan pula, kita bisa mengetahui informasi tersebut logis atau tidak.
Cerdas bermedsos tidak hanya mencerna informasi secara teliti, tapi juga harus menyebarkan pesan damai dan tidak memperkeruh medsos dengan pesan yang menyesatkan. Tahun politik harus diisi dengan pesan-pesan yang menyejukkan, bukan pesan yang menyudutkan. Tahun politik harus diisi dengan perilaku yang bisa merangkul semua orang, bukan memukul semua orang. Jadilah pribadi yang cerdas. Baik itu cerdas dalam dunia maya dan dunia nyata. Hanya dengan kecerdasan, kita bisa melihat dan memahami suatu peristiwa secara utuh.