Mohon tunggu...
Ahmad Muttaqillah
Ahmad Muttaqillah Mohon Tunggu... Mari bina perstuan dan kesatuan

Membaca dan menulis merupakan upaya mencerdaskan dan awet muda

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kalimat Interogatif: Lebih dari Sekadar Bertanya

29 Juli 2025   09:51 Diperbarui: 29 Juli 2025   09:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dialog Siswa MP UIN di Taman Brung: dar AI

Kalimat interogatif bukan hanya soal bertanya "apa" atau "mengapa". Lebih dari itu, ia memainkan peran penting dalam menggugah pikiran, membuka dialog, dan menggerakkan kesadaran. Yuk pahami jenis, ciri, dan fungsinya dalam komunikasi kita sehari-hari.

Kalimat interogatif merupakan salah satu bentuk kalimat dalam bahasa yang memiliki fungsi vital dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Fungsinya yang utama adalah untuk mengajukan pertanyaan, meminta informasi, atau mengonfirmasi sesuatu dari lawan bicara. Namun, lebih dari itu, kalimat ini juga mampu menumbuhkan kesadaran, membangun dialog, hingga menggugah emosi pembaca atau pendengar.

Para ahli bahasa, baik dari dalam negeri seperti Ramlan dan Abdul Chaer, maupun dari luar negeri seperti Marcella Frank, Randolph Quirk, dan Sidney Greenbaum, sepakat bahwa kalimat interogatif memiliki struktur khas yang membedakannya dari jenis kalimat lain. Umumnya ditandai dengan penggunaan kata tanya (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana), intonasi naik dalam lisan, serta tanda tanya (?) dalam tulisan.

Jenis kalimat interogatif terbagi menjadi tiga. Pertama, interogatif total, yaitu pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak". Kedua, interogatif parsial, yang mengharapkan jawaban berupa penjelasan atau informasi tertentu. Ketiga, interogatif retoris, yaitu pertanyaan yang sebenarnya tidak mengharapkan jawaban karena jawabannya sudah jelas atau digunakan untuk penegasan.

Fungsinya pun beragam. Selain meminta informasi atau konfirmasi, kalimat interogatif bisa membuka percakapan, menggali data dalam wawancara, bahkan menyentuh sisi emosional dan retoris dalam pidato atau tulisan. Pertanyaan seperti, "Siapa yang tidak ingin bahagia?" adalah contoh bagaimana bentuk tanya bisa menjadi alat yang kuat untuk membangun kesadaran sosial.

Pemahaman terhadap kalimat interogatif tidak hanya penting bagi pelajar bahasa, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin berkomunikasi secara efektif dan bermakna. Kalimat ini, meskipun tampak sederhana, menyimpan kekuatan untuk membuka ruang dialog, memahami sudut pandang lain, dan menciptakan interaksi yang hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun