Mohon tunggu...
Ahmad Muslih Farhany
Ahmad Muslih Farhany Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Tidak ada kenikmatan kecuali dengan bersusah payah

Selanjutnya

Tutup

Book

Pengertian Radikal dan Ciri-Ciri Orang yang Terpapar Islam Radikal

17 November 2022   12:25 Diperbarui: 17 November 2022   12:30 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suatu kampung atau pelosok tapi tidak melakukan shalat jamaah, kecuali syetan telah menguasai

mereka. Hendaklah kalian berjamaah, sebab serigala itu memakan domba yang lepas dari kawanannya".

(HR Abu Daud dan Nasai).

        Hadits di atas secara harfiyah menunjukkan pada satu hukum tunggal shalat berjamaah itu wajib hukumnya. Seperti itulah yang didoktrinkan sehingga kesimpulan terbaliknya mafhum kukhalafah bahwa siapa yang tidak shalat berjamaah dia berdosa besar, munafik, fasik dan menyalahi perintah Allah dan rasul-Nya.

        Sebenarnya pemahaman semacam ini pada titik tertentu tidak terlalu keliru, karena memang sebagian ulama seperti mazhab Hambali termasuk juga Ibnu Taimiyah juga mewajibkan shalat berjamaah. Khususnya bagi laki-laki muslim, aqil, baligh, sehat, bukan musafir dan rumahnya terjangkau masjid, maka shalat fardhu baginya berstatus fardhu ain. Lalu dimana kelirunya Tidak keliru namun kurang bijak saja. Sebab selain mazhab Hambali yang mewajibkan, ternyata para ulama empat mazhab berbeda pendapat dalam hukum laki-laki muslim shalat berjamaah. Sebutlah mazhab Asy-Syafii yang mengatakan hukum shalat berjamaah itu bukan fardhu ain tetapi fardhu kifayah. Sedangkan mazhab Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah menyebut bahwa shalat berjamaah buat lak-laki itu hukumnya sunnah muakkadah. Yang mewajibkan hanya satu mahzab saja, yaitu mazhab Hambali. Sehingga yang jadi kurang bijak adalah menafikan adanya khilafiyah hukum shalat berjamaah, seolah-olah hukumnya tunggal yaitu fardhu ain. Namun bukan berarti kalau ada orang rajin shalat ke masjid langsung bisa kita tuduh sebagai radikal, tentu tidak demikian maksudnya. Lagi pula meski mazhab selain Hambali tidak mewajibkan, tetap saja shalat berjamaah lebih baik dan lebih utama dari pada shalat sendirian dalam pandangan mereka. Sehingga titik krusialnya, bukan pada shalat berjamaahnya, melainkan pada sikap menyalahkan yang tidak shalat berjamaah dan menuduhnya sebagai berdosa. Pada titik inilah terjadinya sikap radikal.

  • Tilawah Al-Qur’an

          Beberapa aktifis dakwah justru lebih rajin dan merutinkan baca Al-Quran atau tilawah. Cara-cara seperti ini tentu saja positif, karena memang begitulah seharusnya seorang muslim berinteraksi dengan Al-Quran. Yang ada sebatas anjuran membaca Al-Quran, betapa besar pahalanya, bahkan banyak sekali hikmahnya. Namun tidak ada satu pun yang memandang berdosa bila sehari tidak baca Al-Quran. Tetapi doktrin mereka bahwa sehari tidak baca Al-Qur’an yaitu menjadi berdosa dan tertutup hatinya. Disinilah  terdapat titik yang krusial, yaitu menjadi radikal.

  • Qiyamullail

         Aktifitas lainnya mereka yang terkena paham radikal adalah rajin menjalankan qiyamul lail dan aktif mengajak orang untuk bangun malam. Untuk itu dibuatlah semacam kegiatan saling mengingatkan lewat aplikasi di smartphone. Dan mereka juga mengirimkan foto-foto mereka sedang melakukan ibadah tersebut. Tidak ada yang keliru dari menjalankan qiyamul lail, bahkan ada begitu banyak nilai positif baik duniawi maupun ukhrawi yang bisa didapat. Namun titik krusialnya ketika sudah mulai mencela, menyalahkan, menyinyiri bahkan menilai buruk saudara muslim yang kebetulan tidak melakukan qiyamul-lail sebagaimana yang mereka lakukan.

  • Aktif di Kajian dan Dakwah

          Jangan dikira paham radikal itu selalu melakukan hal yang negatif. Belum tentu juga. Buktinya secara aktifitas keseharian banyak yang justru rajin menghadiri kajian-kajian keislaman. Bahkan setiap kajian disiarkan lewat berbagai media seperti

Youtube, TV, radio dan seterusnya.

         Setiap hari berseliweran flayer pengumuman dan info adanya kajian ini dan itu. Lalu dimana kelirunya?. Ketika berdakwah mulai menyalah-nyalahkan orang lain, bahkan sampai memaki, mencaci, mencela, menghina dan tidak beradab kepada orang lain yang tidak ikut dakwah dan kajiannya, atau yang mungkin sedikit berseberangan dengan doktrin-doktrin yang aktif dijejalkan di pengajiannya.

  • Penampilannya Khas

       Dan bentuk yang paling nyata dari terkena paham radikal adalah berusaha selalu untuk berpenampilan yang berbeda, unik dan menjadi ciri khas. Tentu tidak semua orang yang jidatnya hitam kita curigai sebagai penganut paham Islam radikal. Mereka meyakini dengan pasti bahwa semua celana yang melewati mata kaki itu haram dan orangnya dipastikan dibakar di neraka. Dan ciri yang sering kita temukan di kalangan para wanita adalah tidak sekedar berjilbab kerudung menutup batas aurat seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua tangan, tapi juga bercadar atau berniqab demi menutupi wajah yang diyakini sebagai aurat bagi wanita.

  • Berupaya berbahasa arab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun