Mohon tunggu...
Ahmad Munir Chobirun
Ahmad Munir Chobirun Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Penulis Lepas, Pengelola Blog ahmadmunir.page.tl

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Air di Jakarta, Sumber Daya Alam yang Hilang

4 Januari 2018   18:18 Diperbarui: 4 Januari 2018   20:10 2646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Air dikatakan sebagai sumber daya, jika keberadaanya dapat menjadi pendukung bagi kebutuhan warga DKI Jakarta. Air yang lebih banyak dimanfaatkan warga DKI Jakarta adalah air tanah. 

Lebih dari 60% Warga DKI Jakarta memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sisanya sekitar 40% dipenuhi dengan memanfaatkan air permukaan. 

Pemanfaatan air dari sumber air tanah bukan tanpa risiko. Air tanah di Jakarta tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan, terutama air tanah dangkal. Sehingga air tanah yang lebih banyak dimanfaatkan adalah air tanah dalam. Air tanah dalam dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di gedung-gedung perkantoran, juga perumahan-perumahan warga. 

Permasalahannya, apakah air di Jakarta layak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan warga? Bagaimana kondisi pemanfaatan air yang aktual yang dimanfaatkan warga Jakarta? Bagaimana pola pemanfaatan air yang ideal bagi warga Jakarta?

Air sebagai sumber daya alam, tidak lagi menjadi barang gratis yang tersedia melimpah tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja. Kondisinya sejak tahun 2000-an, untuk mendapatkan air, tidak saja butuh biaya besar, akan tetapi juga kelangkaan untuk mendapatkan sumber-sumbernya juga sudah terjadi. 

Air di perkotaan khususnya Jakarta bahkan menghadapi masalah yang lebih serius. Sumber air baik air permukaan maupun air tanah menghadapi banyak masalah. Sumber air baku dari air permukaan sering didapati dalam kondisi tidak layak, sedangkan sumber air tanah dalam kondisi tercemar atau terpengaruh intrusi air laut. Kondisi ini semakin parah dengan pandangan masyarakat pada umumnya bahwa air barang gratis. 

Secara temporal, keberadaan air juga tidak sama. Saat musim kemarau banyak daerah mengalami kekeringan, akibatnya pasokan air menurun dan terjadi krisis air di banyak daerah. Sedangkan pada musim penghujan, air tersedia melimpah dari sumber air hujan, namun  tidak dapat dioptimalkan menjadi cadangan sumber daya, yang dapat dimanfaatkan pada saat kekurangan. 

Jadi secara temporal, keberadaan air masih mengandung permasalahan yang hendaknya diselesaikan dengan pola manajemen sumber daya air yang optimal. 

Secara kepemilikan, air juga tidak lagi menjadi barang publik yang tanggung jawabnya secara kolektif. Akan tetapi, air mulai masuk dalam ranah privatisasi. Tidak sedikit sumber air yang mulai dikuasi korporasi atau kelompok masyarakat tertentu. Padahal, secara konstitusi air menjadi barang yang dikuasai Negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran warga Negara.

Kondisi Aktual Air di Jakarta

Kondisi aktual air di Jakarta tergambar dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan meliputi air perpipaan, air dalam danau dan situ, dan air kemasan dari daerah luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun