Mohon tunggu...
ahmadCholid
ahmadCholid Mohon Tunggu... Arga Nusantara Lestari

وما نهاكم عنه فانتهوا

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Etika Dalam Dunia Purchasing: Ketika Vendor Hanya Dijadikan Pembanding Harga

12 Juli 2025   16:42 Diperbarui: 12 Juli 2025   16:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar interior kontainer modifikasi menjadi sebuah kantor.

Dalam menjalankan usaha di bidang modifikasi kontainer untuk kebutuhan kantor, kafe, hunian, hingga fasilitas komersial lainnya, kami sering berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk tim pembelian (purchasing) atau General Affair (GA) dari perusahaan swasta maupun lembaga pemerintah.

Secara umum, kami sangat menghargai proses komunikasi yang profesional, terbuka, dan saling menghormati. Namun, ada satu pola kebiasaan yang cukup sering kami temui, dan menurut kami perlu menjadi perhatian bersama, yakni: permintaan harga hanya untuk dijadikan pembanding, tanpa komunikasi lanjutan.

Harga Penting, Tapi Bukan Satu-satunya Ukuran

Kami menyadari bahwa membandingkan harga adalah bagian dari proses wajar dalam pengadaan barang dan jasa. Namun, jika proses tersebut dilakukan tanpa komitmen komunikasi yang baik, tanpa niat menjalin kerja sama yang sehat, atau bahkan tanpa memberikan informasi lanjutan setelah penawaran diberikan, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk kurangnya etika profesional.

Kami sering kali diminta untuk mengirimkan penawaran harga lengkap, termasuk spesifikasi, gambar desain, hingga proposal teknis. Namun setelah semua dikirimkan, komunikasi berhenti begitu saja. Tidak ada informasi kelanjutan, konfirmasi, ataupun ucapan terima kasih.

Praktik yang Kurang Etis di Dunia Purchasing

Beberapa contoh praktik yang menurut kami perlu dihindari dalam proses purchasing antara lain:

  • Meminta penawaran hanya untuk memenuhi syarat administrasi, padahal keputusan vendor "titipan" sudah ditentukan sejak awal.

  • Tidak menjaga kerahasiaan penawaran, dan menggunakannya untuk menekan harga dari pihak lain.

  • Tidak memberikan kejelasan atau balasan setelah vendor meluangkan waktu menyusun penawaran.

  • Bersikap seolah vendor adalah pihak yang harus selalu mengikuti ritme pembeli, tanpa ada komunikasi yang saling menghargai.

Vendor adalah Mitra, Bukan Sekadar Penjual

Dalam proses bisnis yang sehat, vendor bukan sekadar penjual produk. Kami adalah mitra yang ingin membantu mewujudkan solusi terbaik sesuai kebutuhan klien. Misalnya, menyediakan kontainer modifikasi yang efisien, tahan lama, dan estetis untuk digunakan sebagai kantor proyek, unit kafe, ataupun hunian modular.

Oleh karena itu, kami sangat berharap proses pemilihan vendor tidak hanya ditentukan dari angka terendah, melainkan juga berdasarkan kualitas layanan, integritas, dan komunikasi yang baik.

Penutup: Mari Bangun Ekosistem Bisnis yang Saling Menghargai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun