Membaca buku sejatinya bukan lagi kewajiban namun sudah menjadi kebutuhan. Kewajiban terkadang membuat orang melakukannya dengan terpaksa, seperti kewajiban membayar hutang, kewajiban zakat, maupun kewajiban lainnya. Namun jika sesuatu itu dianggap kebutuhan maka kita akan melakukannya tanpa ada rasa paksaan, seperti kebutuhan makan dan minum, setiap hari kita melakukan tanpa ada rasa dipaksa maupun terpaksa.
Apabila membaca buku kita tempatkan sebagai kebutuhan, maka rutinitas tersebut akan sama menariknya dengan makan dan minum. Meskipun setiap hari makan dan minum dengan menu yang sama dan diulang-ulang tidak akan membuat kita bosan, begitu juga dengan mengulang-ulang membaca buku yang sama setiap hari.
Itulah setidaknya pengalaman yang dirasakan banyak orang. Yakima Herald terbiasa membaca buku yang sama berulang-ulang. Ibnu Sina suka membaca semua buku yang ditemui, namun ia membaca buku Metaphysic karya Aristoteles sampai 40 kali, sehingga mengantarkan ia tidak hanya menjadi dokter tetapi juga seorang filsuf. Gillian Flynn gemar melahap semua buku yang ditemuinya, namun ada satu buku yang dibacanya hingga lebih dari 100 kali.
Flynn menyebutkan buku yang paling mempengaruhi dalam proses menulisnya ialah buku kumpulan cerita pendek Joyce Carol Oates yang berjudul 'Where Are You Going, Where Have You Been', lalu Flynn dengan jujur berkata "Saya tidak pernah mempunyai pengalaman dimana darah saya seperti membuncah. Saya mungkin telah membaca ulang buku itu sampai 100 kali semenjak itu dan masih terus ingin membacanya". Gillian Flynn sudah lama menjadi pembaca yang kuat sehingga ia menjadi penulis yang hebat, akhirnya novel thriller 'The Gone Girl' karyanya sempat menghebohkan pembaca buku Amerika Serikat.
Pertanyaan mendasar selanjutnya adalah "Mengapa orang sampai begitu antusias membaca berkali-kali terhadap buku yang sama?" tentu saja satu pertanyaan itu akan memiliki puluhan bahkan ratusan jawaban yang berbeda-beda tergantung motivasi, pengalaman dan petualangan seseorang dalam dunia membaca buku.
Yakima Herald berkata kalau dia membaca buku yang sama berulang-ulang dengan tujuan : Pertama untuk kesenangan, kedua untuk membuat catatan-catatan. Ada lagi yang mengatakan membaca buku berulang-ulang tujuannya untuk menangkap lagi keajaiban-keajaiban yang terlewatkan. Saya juga memiliki beberapa buku yang sering dibaca berulang-ulang dengan alasan karena antena saya pendek, otak saya bukan tergolong otaknya orang cerdas sehingga untuk memahami sebuah buku harus dibaca berulang-ulang. Lalu bagaimana dengan kalian? Apakah ada alasan baru selain yang saya paparkan diatas?. Tulis di kolom komentar.
Blitar, 13 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H