Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahala Ibu Rumah Tangga

22 Oktober 2019   08:15 Diperbarui: 22 Oktober 2019   08:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak bisa dipungkiri menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) bukan perkara mudah. Apalagi bagi seorang wanita atau ibu yang sebelumnya bekerja, kemudian harus berhenti berkarir karena menikah dan harus berada di rumah, mengurus suami, anak dan keluarganya. Bukan perkara mudah untuk menjalankannya, diperlukan kondisi fisik dan mental yang kuat.

Untuk menuju ke arah sana, tidak bisa tidak harus banyak dukungan yang mengalir kepada mereka. Baik dukungan sang suami, sodara, ataupun teman-teman. Dukungan tidak hanya sekali dua kali tetapi juga secara terus menerus baik yang sifatnya moril maupun materil seperti kekuatan finansial yang cukup.

Dalam Islam, dukungan menjadi IRT dapat kita ambil dari cerita Fatimah Az Zahra, putri Nabi Muhammad SAW. Fatimah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib pernah mengeluh kepada Nabi atas kondisinya di rumah. Fatimah inginnya ada budak di rumah yang membantu pekerjaannya.  

Nabi Muhammad SAW kemudian menasihati. Berikut nasihat yang disampaikan (dari koran Republika Ahad 20 Oktober 2019 halaman 21 berdasarkan kitab Imam Nawawi Al Bantani, Uqudullujain )  

"Wahai Fatimah, Allah swt ingin menulis kebaikan untuk mu, melebur dosa-dosa mu,dan mengangkat derajat mu."

"Wahai Fatimah, tiada istri yang menggiling tepung untuk suami dan anaknya kecuali Allah swt mencatatkan kebaikan baginya pada setiap biji dari gandum, meleburkan dosa-nya, dan meninggikan derajat-nya"

"Wahai Fatimah, tiada keringat istri ketika menggiling tepung untuk suaminya kecuali Allah swt menjadikan jarak baginya dan neraka sejauh tujuh khanadiq"

"Wahai Fatimah, tiada istri ketika memakaikan minyak rambut pada kepala anaknya, menyisir, dan mencuci pakaiannya kecuali Allah swt mencatatkan baginya senilai pahala orang yang memberi makan seribu orang lapar dan ditambah dengan pahalanya orang yang memberi pakaian pada seribu orang telanjang"

"Wahai Fatimah, ketika seorang istri mengandung janin di perutnya, malaikat memintakan ampun untuknya, Allah swt menulis lima belas ribu kebaikan baginya, ketika datang rasa sakit melahirkan Allah swt menulis pahala baginya senilai pahala mujahidin, dan ketika seorang bayi telah lahir darinya maka Allah swt mengeluarkan berbagai macam dosa darinya hingga dia bersih kembali sebagaimana hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya."

Bagi seorang muslimah yang telah berkeluarga tentu ini menjadi kabar gembira. Ternyata Allah telah menjanjikan banyak hal. Segala payah yang dia rasakan saat mengurusi keluarga akan menjadi pahala yang besar di akhirat nanti, tentu dengan syarat apa yang dikerjakan harus dengan ikhlas dan karena ridho Allah semata, serta menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya di dunia. 

Wallahualam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun