Mohon tunggu...
Ahmad Hilmi
Ahmad Hilmi Mohon Tunggu... Guru - Dengan membaca kita mengenal dunia, dengan menulis kita akan dikenal dunia

Saya saat ini mengabdi di sebuah pensanten modern di bilangan Kalianda, Lampung Selatan. Bagi teman-teman yang mau sharing atau sekedar ngobrol-ngobrol, bisa hub no HP saya: 085226360160 atau e-mail: nadahilmi98@gmail.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Islam dan Budaya

3 November 2019   10:38 Diperbarui: 3 November 2019   10:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oh ya, kita pernah kedatangan  tamu dari Saudi, orang Arab asli bukan kawe-kawe, donatur masjid dan lembaga sosial. Beberapa kali datang ke pesantren kita, bahkan  menginap. Dia bukan guru atau ustadz atau Masyayikh, tapi dia atlit dan olahragawan. Selama berkegiatan di Indonesia, pakaiannya adalah kaos oblong kadang Jersey dan dipadukan dengan celana trening. Tidak pernah saya melihatnya bergamis panjang layaknya warga Saudi. Termasuk ketika shalat. Ya terserah dia. Suka-suka.

Pakaian berbahan tebal, Jean atau Levis (walaupun ini sebenarnya merek dagang), juga banyak yang memakainya dengan paduan Hem atau kaos oblong. Saya kadang pakai ini juga. Terutama kalau sedang santai. Katanya sih, ini dulunya (mungkin dulu sekali) adalah model pakaian khas cowboy (tukang gembala) dari daerah Amerika.

Intinya begini, percampuran budaya, proses dan hasilnya, terutama berpakaian, untuk kehidupan hari ini, mustahil untuk dibendung dan dihalang-halangi. Semua boleh dan bebas memilih. Kalau muslim tentu harus paham kaidah berpakaian yang syar'i. Menutup aurat secara baik.

Kalau ada orang mencela, mencemooh cara berpakaian orang lain, dengan menyebut daerah atau negri asal model pakaian itu di-imprort, ini mungkin orang yang gak gaul, atau sebenarnya orang faham tapi benci dengan negeri tertentu.

Kata-kata sok bijak mereka, "Islam itu Islam, ambil saja ajarannya, bukan budaya Arabnya. Gak usah ke-Arab araban lah."

Hey, heh, ini tentang selera, kawan. Tak perlu sewot.

Ini juga sama dengan ketika Anda berpakaian ala cowboy Amerika. Atau mungkin juga Anda yang perempuan, berpakaian ala ala bebek goreng. Celana pendek, rok mini, singlet, bahkan bikini di ruang publik. Ini budaya dari mana yang sedang Anda tiru?

Sekali lagi ini selera kaum Anda. Anda bebas memilik. Walaupun tetap saya bilang ini salah.

-------

Yang pasti, Islam datang bukan untuk menggerus semua budaya satu kaum tertentu, Islam juga datang bukan untuk memaksakan hidup ala Arab. Tapi, budaya mana pun yang kita anut, harus sejalan dengan kaidah Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun