Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anonim (3/4)

2 April 2022   10:17 Diperbarui: 2 April 2022   10:17 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pagi itu sebelum berangkat, si anak pamit pergi ke kampus namun tidak memakai mobilnya. Seperti biasanya tanpa bilang ke Mama, ia selalu pulang ke rumah saat sore hari atau paling lambat maghrib. Kalaupun ada keperluan atau terlambat pulang, ia akan menelepon untuk mengabari.

Kali ini yang terjadi sebaliknya. Tak ada kabar berita dari sang anak sementara pemberitaan di media massa sedang heboh-hebohnya tentang bentrokan kembali antara aparat dan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di tempat yang sama. Hal itulah yang membuat kedua orangtuanya gusar.

"Apa kata BEM, Pa?" tanya Mama.

"BEM masih mencari tahu jika ada laporan mahasiswanya yang 'hilang'," kata Papa.

"Terus gimana?" tanya Mama lagi.

"Kalau ada perkembangan, mereka akan lapor ke kita. Berdoa saja semoga segera ada kabar berita," ujar Papa.

Suasana kian tegang. Telepon yang ditunggu-tunggu belum masuk sejak satu jam dari kontak terakhir. Sang anak yang dinanti-nantikan kepulangannya juga belum ada tanda-tanda. Sementara malam semakin bertambah larut. Ditambah kondisi fisik yang melemah dan pikiran lelah, semuanya lengkap sudah.

Pukul sepuluh lebih sedikit, terdengar suara sebuah motor berhenti di depan rumah diikuti bunyi pagar yang dibuka. Papa langsung bergegas keluar disertai Mama. Bak orang pulang dari haji, kedatangan sang anak disambut riang gembira oleh kedua orangtuanya.

"Kami sangat mengkhawatirkanmu. Kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Mama dengan mata berkaca-kaca.

"Baik-baik saja, Ma," jawabnya dengan tenang.  

"Syukurlah!" ucap Mama sambil merangkulnya masuk ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun