Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meisje (4/4)

18 Desember 2021   10:01 Diperbarui: 18 Desember 2021   10:05 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suaminya pergi tanpa pesan dan tak pernah kembali. Belakangan diketahui, ia sudah menikah lagi. Memperkuat dugaan jika ia hanya mengincar harta dari Vader lewat pernikahan itu. Meski demikian, Julia tak ambil pusing dan tak merasa kehilangan dengan kepergian suami dadakannya itu. Ia sadar dari awal jika pernikahan itu sulit untuk dipertahankan. Ditempa berbagai pengalaman pahit, baginya the show must go on. Ia terus saja menjalani hidupnya dan menjadi single parent bagi kedua anaknya.

Beberapa tahun kemudian, Vader meninggal dunia karena penyakit TBC akut yang dideritanya. Pasca wafatnya Vader, Moeder dan adik-adiknya memutuskan untuk kembali ke Belanda. Dihadapkan pada pilihan berat, Julia dengan sangat terpaksa harus berpisah dari keluarga yang dicintainya. Seiring waktu, kedua anaknya yang beranjak dewasa juga memilih kembali ke Belanda. Ia tidak mampu menghalangi mereka dan sekali lagi ia terpaksa berpisah dari keluarganya tercinta.

Tinggalah Julia sendiri. Ia tetap tinggal di Bandung di sebuah rumah yang diberikan Vader padanya menjelang pernikahannya. Meski hidup sendirian, ia tidak merasa kesepian. Sedari dulu, hari-harinya memang disibukkan dengan bisnis tanaman hias yang ia geluti setelah ia menikah.

Memanfaatkan pekarangan rumah yang masih cukup luas, ia hidup dari bercocok tanam dan berjualan bunga segar. Biasanya hasil kebunnya dipasok ke kantor-kantor pemerintah Hindia Belanda untuk berbagai acara atau keperluan lainnya. Dibantu beberapa orang pekerja yang merupakan warga setempat, bisnisnya dikenal luas dan masih terus berlangsung hingga sekarang.

Saat ditanya istri Fendi tentang keinginannya untuk kembali ke Belanda, Julia tersenyum. Entah mengapa keinginan itu tidak mampu mengalahkan kecintaannya pada negeri ini. Mungkin memang ia ditakdirkan untuk jadi orang Indonesia meski terlahir sebagai orang Belanda.

Julia merasa gembira dan lega karena sudah bertemu dengan keluarga Gani setelah sekian lama keinginannya itu baru bisa terlaksana. Ia menginap di rumah Emak malam itu dan akan kembali ke Bandung keesokan harinya. 

........

Mendengar berita proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dari radio, Gani sujud syukur. Apa yang dulu diimpikan dan diperjuangkan oleh rakyat Hindia Belanda, akhirnya tercapai. Terpisah ribuan kilometer, ia rindu dengan tanah airnya yang terpaksa ia tinggalkan sejak tahun 1907. Begitu besar keinginannya untuk kembali ke kampung halamannya namun banyak hal yang harus ia pertimbangkan.

Beberapa waktu kemudian, ia mendapat surat dari Fendi yang memberitakan Julia datang berkunjung ke rumah Emak. Saat mengingat Julia, ia jadi bahagia sekaligus terharu. Mimpi untuk kembali ke Batavia tampaknya semakin mendekati kenyataan. Setelah hampir 40 tahun, keinginannya untuk pulang kampung selangkah lagi akan terwujud. Meski istrinya tidak menghendaki Gani pergi namun ia tak mampu membendung tekad kuat sang suami.

Di penghujung tahun 1945, Gani akhirnya berangkat meski tidak didukung sepenuhnya oleh sang istri. Setelah berlayar berbulan-bulan di laut, akhirnya sampailah ia di tanah Batavia. Tak menyangka akan menjejakkan kembali kakinya di tempat kelahirannya, Gani menitikkan air mata bersyukur penuh khidmat.

Sampai di rumah, ia bersujud di kaki Emak. Seketika Emak seperti terbangun dari tidur panjangnya. Tak percaya Gani yang menghilang puluhan tahun itu, kini muncul kembali di hadapannya. Tak mampu menahan tangisnya karena bahagia, Emak menatap dan menyentuh wajah Gani berkali-kali. Wajah yang terakhir kali ia lihat saat Gani masih 18 tahun. Kehadiran kembali Gani mampu mengobati kerinduannya terhadap dua sosok terdekat di hatinya yang dulu pergi meninggalkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun