Mohon tunggu...
Ahmad Hambali Maksum
Ahmad Hambali Maksum Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial politik

WNI tinggal di Belanda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ratna Sarumpaet dan Bisikan Setan

9 Oktober 2018   03:42 Diperbarui: 15 Oktober 2018   01:51 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jujur atau terpaksa Ratna Sarumpaet mengaku berbohong? Wallahu a'lam, hanya Tuhan Yang Maha Tau. Mudah2an saja  pengakuannya benar-benar didasari kejujuran dan keikhlasan, bukan keterpaksaan, karena setelah polisi yang ia ragukan cara kerjanya ternyata mampu membongkar kebohongan tersebut, sehingga  dengan berat hati ia terpaksa mengakui kebohongannya. 

Tapi apapun alasannya, menurut saya  sepantasnyalah kalau RS (Ratna Sarumpaet) bersukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan dirinya dari bisikan setan yang ia akui sendiri, dengan tidak menindak lanjuti bisikan setan berikutnya yang skenarionya mungkin sebagai berikut:

 Andaikata polisi bisa termakan  oleh sandiwara kebohongan RS seperti yang ia yakini sebelumnya, mengingat saat itu polisi tengah berkonsentrasi mengatasi bencana alam di Palu dan Donggala dan diperkuat pula oleh pernyataan dan dukungan  sejumlah  elit politik yang (katanya) mereka juga menjadi korban kebohongan RS.

 Maka, dengan alasan menghadiri konferensi internasional di Chile (Amerika Latin), melalui forum internasional tersebut RS akan berteriak dengan lantangnya  bahwa dirinya tak akan kembali ke Indonesia sebelum polisi bisa menangkap pelaku penganiayaan terhadap dirinya, dengan alasan demi keselamatan jiwanya. 

Setelah rencana tersebut berhasil,  setanpun akan  kembali meyakinkan,  betapa  mudahnya mengalahkan pasangan capres cawapres  Jokowi-Ma'ruf Amin, melalui propaganda yang telah dipersiapkan sedemikian rupa, berupa isu ketidak mampuan pemerintah melindungi rakyatnya dari kejahatan penganiayaan   dengan dibuktikan ketidak mampuan polisi menangkap pelakunya, disamping

isu kriminalisasi terhadap pejuang hak asasi manusia sekelas RS (Ratna Sarumpaet) seperti halnya isu kriminalisasi terhadap  ulama sekaliber RS (Rizieq Sihab) dan isu2 lain yang berbau sara yang telah teruji keampuhannya pada pilkada DKI Jakarta.  Sungguh, betapa  hebat tipu daya setan  untuk menjerumuskan  manusia  ke jurang kehancuran dan ke jalan kesesatan.

Tapi alhamdulillah, Tuhan masih melindungi bangsa Indonesia  dari kejahatan  setan  yang dengan segala cara hendak mengadu domba bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan janji Tuhan dalam Q.3:54 bahwa: "Mereka (orang-orang kafir) itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya"

Lebih dari itu, siapa tau dibalik   kasus kejujuran atas pengakuan kebohongan RS tersebut, terkandung suatu  hikmah, sebagai ujian  Tuhan untuk mengangkat derajat seorang RS menjadi pejuang pembela hak asasi manusia yang sebenarnya, melalui keterbukaan hati nuraninya untuk menebus dosa,  sekalian  mengungkap  bisikan2 setan lainnya yang masih tersisa yang berpotensi  mengancam keutuhan NKRI yang kita cintai bersama.

Toh, resikonya sudah diterima dengan legowo,  berupa ancaman hukuman yang tak lebih dari 10 tahun, mungkin ditambah pengembalian uang kepada sponsor yang tak lebih dari 70 juta dan dipecat dari team sukses capres tertentu,  demi menghindari dahsyatnya siksa api neraka di akhirat kelak. 

Bagi orang beriman,  kesempatan selalu terbuka untuk menggapai husnul khatimah, kunci pembuka pintu surganya Tuhan Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang yang amat disayangkan kalau sampai disia-siakan. Semoga janganlah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun